Jumat (12/1/24) hingga 10 Februari, Piala Asia mulai dipentaskan di Qatar - negara kecil dengan kapasitas hebat itu. Mereka menggantikan Cina, yang mundur sebagai tuan rumah.
The Maroon, julukan tuan rumah Qatar, juga diuji mempertahankan gelar yang mereka rebut di UEA 2019. Tapi Jepang, yang kala itu disikat Qatar 3-1 dalam final di Zayed Sports Abu Dhabi, tiba dengan langkah mencengangkan.
Skuad Hajime Moriyasu itu tak terkalahkan dalam sepuluh laga terakhir dengan total kemasan 45 gol. Termasuk menggasak Jerman 1-4 di Wolfsburg. Terakhir, sebelum ke Qatar, Thailand disikat 5-0 dan Jordania 6-1.
Nah, bagaimana bisa menang lawan The Blue Samurai? "Mereka Raja Asia," ucap Shin Tae-yong, pelatih Indonesia, jujur.
Sama-sama menghuni Grup D, Jepang akan dihadapi Indonesia pada 25 Januari di Stadion Al-Thumama, Doha. Dan, Jordi Amat dkk sepertinya 'ikhlas' menyerah.
Tapi tidak dengan dua seteru lain di Grup D: Irak dan Vietnam. Mesti berdarah-darah sebab inilah dua laga yang potensi meraih point. Shin pasang target: seri vs Irak (15/1) dalam laga perdana di Ahmad Ali dan menang vs Vietnam di Abdullah Khalifa (19/1).
Jika ini dicapai, berarti ada harapa: lolos ke second round, minimal, dengan status peringkat ketiga terbaik.
Bisa? Bisa, seharusnya.
Kita flash-back betapa berdarah-darahnya Indonesia untuk lolos ke Qatar: memainkan 13 pertandingan dalam interval 33 bulan, dari 5 September 2019 hingga 15 Juni 2022.
Dan itu tertatih-tatih: 8 kalah, 1 imbang dan 4 menang. Untuk sekadar tahu, Indonesia merotasi sampai 86 pemain via 3 pelatih.
Era Simon McMenemy yang memimpin timnas Indonesia via 4 laga, dia memanggil 36 nama. Simon kemudian dipecat. Yeyen Tumena jadi pengganti, dalam 1 laga, ada tambahan 6 nama.
Simon plus Yeyen menjadikan Indonesia terpuruk di dua putaran World Cup Qualifier Qatar 2022 yang sekaligus kualifikasi Piala Asia.
Lalu masuk Shin. Dia dengan berani membongkar tim, memotong satu generasi dengan memanggil total 44 pemain. Dominan anak-anak muda.
Shin, dengan beban berat, meneruskan laga vs Thailand, Vietnam dan UAE. Semuanya kalah dan mengirim Indonesia ke play-off vs Cina-Taipei.
Dari sinilah Shin mulai tune-in. Cina-Taipei digilas dan timnas ke putaran ketiga vs Kuwait, Jordania dan Nepal.
Hebatnya, Kuwait digilas 2-1 di kandang mereka, lalu kalah tipis vs Jordania dan melabrak Nepal 7-0.
Begitulah. Indonesia pun ke putaran final Piala Asia, kali ke-5 dalam 17 tahun terakhir setelah 2007.
Dalam statistik 16 laga di empat Piala Asia, Indonesia belum pernah lolos dari fase grup. Namun ada dua kemenangan: versus Qatar di Cina 2004 dan vs Bahrain di Jakarta 2007.
Kini, bisa apa Marselino cs di Qatar 2024 di tengah nama besar Jepang, peringkat nomor satu Asia, juara Asia 2007 Irak dan seteru abadi Vietnam.
Jawaban pasti, dan juga penting, Asnawi Mangkualam cs. mesti berdarah-darah juga. Mesti habis-habisan. Mesti total. Ketidakmungkinan hanya bisa dilawan dengan tekad kuat.
Bukankah?