7 Mitos Tentang Makanan Yang Perlu Anda Ketahui
Apakah benar produk organik selalu lebih baik? Susu sapi memicu alergi? Banyak mitos yang hanya omong kosong belaka. Ahli nutrisi Martijn Katan membongkar mitos terbesar dan klaim salah tentang makanan.
Mitos tentang makanan
Di masyarakat, banyak sekali mitos atau kesalahpahaman yang beredar tentang makanan. Ada yang bilang mengonsumsi banyak vitamin C bisa mencegah kita dari pilek. Selain itu, banyak orang yang beranggapan bahwa makan sayuran lebih baik mentah. Apakah semua anggapan itu benar? Berikut mitos tentang makanan yang dibongkar oleh ahli nutrisi, Martijn Katan.
Mitos 1: Produk organik lebih baik
Faktanya, produk organik dan produk pertanian konvensional sama saja. Satu-satunya kelebihan produk organik adalah bahwa petani menggunakan lebih sedikit antibiotik dalam peternakan dan itu baik untuk mencegah perkembangan bakteri resisten. Selain itu, produk organik juga baik untuk kesehatan tanah.
Mitos 2: Lebih baik makan sayuran mentah
Banyak yang beranggapan sayuran sebaiknya dimakan mentah karena kalau dimasak nutrisinya hilang. Ini adalah anggapan yang salah karena sayuran tidak memiliki nutrisi yang tinggi. Sayuran mengandung vitamin C dan asam folat yang tinggi. Jika dimasak, kandungan vitamin C memang berkurang tapi itu tidak masalah. Sayuran lebih baik dimasak karena bisa membunuh kuman.
Mitos 3: Susu sapi menyebabkan alergi
1-2 % anak-anak alergi protein susu tapi itu akan hilang ketika mereka tumbuh besar. Lemak susu sapi memang tidak sehat. Disarankan mengonsumsi susu dan produk susu yang rendah lemak. Sebenarnya, susu dan produk susu memiliki banyak manfaat seperti kandungan Vitamin B12, yodium, kalium, seng dan beberapa vitamin B. Susu juga merupakan sumber protein yang baik untuk kaum vegetarian.
Mitos 4: Karbohidrat menghambat pembakaran lemak
Ada anggapan bahwa untuk menurunkan berat badan, maka kita tidak boleh mengkonsumsi karbohidrat. Diet dalam berbagai bentuk umumnya akan membawa hasil. Tubuh manusia sudah terlatih untuk tidak kehilangan kalori. Apapun yang kita makan akan digunakan dan dibakar oleh otot atau disimpan. Lemak, karbohidrat atau protein tidak akan dibuang oleh tubuh.
Mitos 5: Gandum harus dihindari
Gluten yang terkandung dalam gandum menyebabkan penyakit celiac pada 1-5 individu dalam 1000 orang. Meskipun begitu, kebanyakan orang tidak punya masalah dalam mencerna gandum. Namun, anggapan bahwa gandum menyebabkan banyak masalah kesehatan telah tersebar luas. Padahal hampir tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada sesuatu dalam gandum yang membuat banyak orang sakit.
Mitos 6: Banyak minum vitamin C supaya tidak masuk angin
Faktanya, vitamin C tidak melindungi tubuh dari pilek. Jika Anda minum 1.000 mg vitamin C setiap hari, itu tidak sehat. Dua penelitian besar telah menunjukkan bahwa terlalu banyak minum vitamin C dapat menyebabkan masalah batu ginjal karena vitamin C sebagian diubah menjadi oksalat, komponen batu ginjal.
Mitos 7: Gula membuat anak-anak hiperaktif
Anggapan bahwa gula menyebabkan anak-anak terkena ADHD, gangguan yang menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif, telah terbukti tidak benar. Ada anak-anak yang memang sangat aktif, dan di masyarakat kita semakin sedikit tersedia ruang untuk menyalurkan keaktifan anak. Jika anak-anak tinggal di daerah pertanian, mereka dapat menjadi hiperaktif sejauh yang mereka inginkan, dan itu tidak membahayakan.
Jadi, apa yang harus diwaspadai?
Alkohol, rokok dan obesitas. Jika kita berbicara tentang pola makan di negara industri seperti Jerman, maka masalah terbesarnya adalah orang makan terlalu banyak. Dan kegemukan yang berlebihan menyebabkan banyak penyakit, termasuk kanker. Penulis: Brigitte Osterath (na/vlz)