181010 Abbas Friedensgespräche Warnung
18 Oktober 2010Dalam wawancara dengan pemancar televisi publik Israel, Mahmud Abbas menjelaskan, ia telah beberapa kali memberi tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bahwa pejabat otonomi Palestina tidak berpegang kepada publikasi Israel mengenai penghentian pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah yang didudukinya. Abbas lebih menyetujui apa yang disebut "penundaan sementara pembangunannya secara diam-diam".
Kepada pemancar televisi saluran satu Israel, Mahmud Abbas menunjuk pembicaraannya selama ini dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, "Ketika Obama tampil ke tampuk kekuasan, ia mengatakan, pembangunan pemukiman Yahudi harus dihentikan. Amerika mengatakannya. Seluruh dunia juga mengatakannya. Saya mengatakan, Tuan Netanyahu, hentikan pembangunan pemukiman Yahudi. Dan ia mengatakan, bila dihentikan akan menjatuhkan pemerintahan saya. Bila pemerintahan lebih penting ketimbang perdamaian dan masa dapan anak-anaknya, maka saya pikir itu merupakan pandangan yang salah."
Dengan melihat hak warga Palestina untuk kembali ke tanah airnya, Mahmud Abbas menandaskan, ia bersedia mencari solusi yang dapat diterima kedua belah pihak. Selama ini, Abbas telah melakukan pembicaraan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama 30 jam. Dalam permbicaraannya, juga dibahas masalah inti yang berkaitan dengan keamanan dan tapal perbatasan dari negara Palestina di masa depan. Bila di hari-hari mendatang tidak dicapai kemajuan, maka kesempatan bersejarah bagi dapat dicapainya perdamaian akan lenyap. Sebagai konsekwensinya, rasa frustrasi dikalangan warga Palestina akan semakin meningkat, dan kelompok radikal akan semakin kuat. Demikian ditandaskan Mahmud Abbas.
Sehubungan dengan itu, Abbas menyerukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, "Di sini Anda menandatangani sebuah peluang bersejarah bagi perjanjian perdamaian. Saya mencemaskan, bila sekarang kita tidak berhasil mencapainya, maka kita akan kehilangan peluang ini."
Sementara itu harian Israel "Yedioth Achronoth" melaporkan rencana pembangunan menyeluruh yang baru dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di wilayah yang diduduki Israel. Untuk itu telah disetujui pembangunan 2.000 unit perumahan. Selain itu, pihak berwenang sedang menangani permintaan ijin untuk pembangunan 10.000 unit perumahan lagi di pemukimam Yahudi di Yerusalem Timur dan Tepi Barat Yordan.
Harian "Yedioth Achronoth" dalam penerbitan terbarunya selanjutnya melaporkan, pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu menyebut pengumuman pembangunan 238 unit perumahan di Yerusalem Timur, di pekan belakangan, sebagai "balon percobaan" untuk membaca reaksi dunia Internasional. Dan hendak mengetahui, apakah Israel dapat melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi, tanpa mendapat protes diplomatik yang besar dari luar negeri.
Clemens Verenkotte/Asril Ridwan
Editor: Agus Setiawan