"Ahmadinejad Adalah Iklan Terbaik Bagi Israel"
14 Oktober 2010Dengan suara perlahan politisi Israel memberikan reaksi terhadap kunjungan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad di Libanon. Menteri Pertahanan Ehud Barak meninjau situasi dengan mengunjungi pasukan Israel di perbatasan Israel-Libanon dan hanya memberikan analisa politik: „Kunjungan Ahmadinejad ke Libanon mencerminkan realitas baru yang menunjukkan bahwa Libanon perlahan-lahan berhenti menjadi sebuah negara yang normal dan semakin menjadi wakil kekuatan lain di Teheran. Perkembangan ini tentu tidak kami sukai. Kami mengamatinya dan kami telah mengulurkan tangan dalam upaya mencari penyelesaian praktis bagi penghentian ketegangan. Bersamaan dengan itu, seperti yang anda lihat, kami juga siap."
Sementara jurubicara Kementrian Luar Negeri Israel, Jigal Palmor memilih kata-kata yang lebih keras ketimbang Menhan Barak. Palmor mengatakan bahwa Presiden Iran dengan jelas membawa "pesan kekerasan". Ia mengunjungi wilayah yang tidak stabil dengan tujuan bermain dengan api. Palmor selanjutnya mengatakan, kunjungan itu menunjukkan bahwa Libanon adalah sebuah negara di dalam negara, yaitu negara kelompok Hizbullah yang dikendalikan dari Teheran.
Hanya anggota parlemen Arijeh Eldad dari kubu ekstrim kanan yang bereaksi keras dan memprovokasi Hizbullah dan Ahmadinejad. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Israel, ia mengimbau untuk membunuh Presiden Iran, dan lawatan Ahmadinejad merupakan sebuah kesempatan untuk itu. Seandainya pada awal Perang Dunia II upaya pembunuhan terhadap Hitler berhasil, jalan sejarah pasti lain, terutama sejarah rakyat Yahudi. Demikian dikatakan Arijeh Eldad dari Partai "Uni Nasional".
Namun, Professor Uzi Rabi dari Pusat Pengkajian Iran di Universitas Tel Aviv, dengan tegas menolak seruan itu: „Saya menentang pemikiran itu. Saya masih berpendapat bahwa Ahmadinejad merupakan iklan publik terbaik bagi kebijakan politik Israel. Ia sebaiknya diizinkan berbicara bebas. Dan kita menggunakan kesempatan itu. Israel melancarkan banyak perang diplomasi, dan kesempatan ini sebaiknya dipakai untuk sarana tekanan. Ahmadinejad akan terus berpidato untuk memenuhi kepentingannya. Israel sebaiknya belajar bagaimana mengambil keuntungan dari kesempatan ini."
Sebastian Engelbrecht/Christa Saloh
Editor: Asril Ridwan