Ahmadinejad Kunjungi Libanon
13 Oktober 2010Bagai seorang pahlawan, kedatangan Mahmud Ahmadinejad disambut di ibukota Libanon, Beirut, Rabu (13/10). Ribuan warga dengan penuh antusias melambaikan tangan serta melemparkan bunga ke arah pemimpin Iran, yang mengendarai sebuah mobil bak terbuka. Sebelumnya, sekitar 200 pendukung Perdana Menteri Saad Hariri, yang pro Barat, melakukan aksi demonstrasi menentang kunjungan Ahmadinejad.
Ahamdinejad berada di Libanon atas undangan Presiden Michel Suleiman. Direncanakan hari Rabu ini (13/10), Ahmadinejad akan melakukan pembicaraan dengan Michel Suleiman. Setelah Beirut, Kamis (14/10), Ahmadinejad direncanakan akan mengunjungi kota Bint Jbeil dan Qana di wilayah selatan, berdekatan dengan perbatasan ke Israel.
Persiapan akhir di kota Bint Jbeil masih terlihat dilakukan Hisbullah, organisasi perlawanan terhadap Israel bentukan Iran. Para pekerja memasang bingkai kayu, menampilakan foto Mahmud Ahmadinejad dan pemimpin Hisbullah Hassan Nasrallah.
"Hari ini, di sini merupakan undangan bagi presiden Iran dari Hisbullah. Satu acara penyambutan untuk umum bagi Ahmadinejad, setiap orang biisa menghadirinya,“ demikian dikatakan seorang juru bicara Hisbullah, Ali Nurideen
Perbatasan ke Israel terletak tidak lebih dari lima kilometer jauhnya dari lokasi penyambutan ini. Tampaknya, acara penyambutan ini merupakan aksi demonstrasi. Bahkan di jalanan sepanjang 100 kilometer dari ibukota Beirut, tidak ada tiang lampu yang tidak dipasangi potret Ahmadinejad. Juga di udara terlihat balon-balon berhiaskan potret Ahmadinejad. Di sepanjang jalan desa terpampang spanduk perpaduan bendera Iran dengan bendera kuning Hisbullah.
"Kunjungan Ahmadinejad merupakan satu kehormatan bagi Libanon, terutama bagi wilayah Selatan,“ dikatakan seorang pria. "Iran telah membangun kembali wilayah selatan: jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit serta perumahan. Iran melakukannya setelah perang berakhir. Untuk itu kami berterima kasih,“ dikatakan salah seorang warga lainnya.
Libanon Selatan memang selalu menjadi panggung peperangan. Di Qana, kota yang juga dikunjungi Ahmadinedjad, telah tewas hampir 200 warga sipil akibat serangan Isrrael. Sementara Bint Jbeil, 15 tahun lamanya berada di bawah pendudukan Israel. Sejak Perang Libanon berakhir empat tahun lalu, Iran telah mengucurkan bantuan sebesar satu milyar Dollar bagi Libanon. Jalan-jalan beraspal mulus serta rumah-rumah yang rapi merupakan sebagian dari buktinya.
Para warga tidak saja berteima kasih pada Ahmadinejad tapi juga pada organisasi bentukan Iran, Hisbullah, yang lebih dari sekedar organisasi bersenjata yang dibiayai Teheran. "Iran telah melakukan jauh lebih banyak bagi kami dibanding pemerintah kami. Dengan bantuan Iran, kami merasa sebagai Hisbullah – ini adalah negara kami,“ dikatakan seorang pedagang sayur di Bint Jbeil.
Sementara bagi pihak Barat, kunjungan Ahmadinejad ini semakin memperbesar kekhawatiran akan semakin bertambahnya pengaruh Iran di Libanon. Juga para poitisi yang cenderunga pro Barat memandang dengan skeptis kunjungan ini. Akan tetapi kritik terhadap kunjugan Ahmadinejad ke Libanon, yang merupakan undangan dari Michel Suleiman, presiden Libanon yang Kristen, hampir tidak terdengar.
Ulrich Leidholdt/Yuniman Farid/dpa/rtr
Editor: Ziphora Robina