"Airbus Sudah Kembali!"
20 Juni 2007Dengan kegembiraan atas angka keberhasilan yang telah dicapai, Louis Gallois menampilkan perusahaan penerbangan Airbus yang kini tampak kuat dan percaya diri di pameran kedirgantaraan, Paris.
Setelah krisis berbulan-bulan serta konflik internal dan eksternal, kondisi Airbus kini lebih baik daripada beberapa pekan sebelumnya. Perusahaan bersama milik sejumlah negara Eropa itu kini mengantongi pesanan 420 pesawat, termasuk dengan yang diperoleh pada pameran yang dibuka Selasa (19/06).
Maka, dalam soal ini, Airbus kembali menyamai saingannya, Boeing, demikian kata Gallois. Ia melihat, dalam jangka panjang, kedua perusahaan raksasa itu akan bersaing ketat dengan pangsa pasar masing-masing 50%. Untuk itu, tambah Gallois, dibutuhkan prasyarat penting, ýaitu persaingan yang fair.
Gallois mengatakan, "Agar tercipta persaingan yang jujur dan adil, semua pemain harus berada dalam kondisi yang sama. Bagi Airbus itu tanda tanya. Lemahnya nilai tukar dolar merupakan masalah sangat besar bagi Airbus. Saya ingat, penurunan kurs 10 sen saja, mengurangi keuntungan Airbus sampai 1 miliar dolar. Dan pada kurun waktu yang sama, saingan kami Boeing menarik untung bukan hanya dari nilai tukar dolar, tapi juga mendapat bantuan dari negara 10 kali lipat dari yang kami peroleh."
Khusus untuk mengimbangi kerugian akibat nilai tukar Dolar-Euro, Airbus bekerja kembali dengan program restrukturisasi yang disebut Power 8.
Gallois mengatakan, "Semua berjalan sesuai rencana. Setelah pekerjaan mendetail yang luas sekali, sekarang kami memulai perundingan dengan serikat pekerja tentang dampak-dampak sosial program tersebut, penurunan upah, reorganisasi, dan menjual atau mencari partner untuk 6 lokasi."
Kini Airbus ingin memberi isyarat terobosan itu kepada Paris. Pekan ini akan diumumkan jumlah pemesanan pesawat berikutnya yang diterima Airbus. Maka, Pameran Kedirgantaraan Paris 2007 bisa menjadi tempat mencatat rekor bagi perusahaan yang diguncang krisis itu.
Bagaimana perkembangan baru itu mendasari perundingan dengan serikat pekerja tentang penurunan upah dan penjualan perusahaan, Direktur Eksekutif Airbus Louis Gallois memilih untuk tutup mulut.