Al Qaida dan Metamorfosa
2 Mei 2013Serangan terhadap World Trade Centers di New York pada 2001 melejitkan nama Al Qaida sebagai kelompok teror. Ketika itu 3000 orang tewas akibat serangan tersebut. Kepala jaringan teror itu, Osama Bin Laden terlacak 10 tahun kemudian di Pakistan dan tertembak mati oleh pasukan AS. Kini organisasi terpecah belah. Sejumlah kelompok di Afrika Utara, Timur Tengah dan semenanjung Arab menggunakan nama "Al Qaida", tapi memiliki agenda sendiri. Sementara kelompok inti Al Qaida berada di wilayah perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Kekuatan kelompok ini sudah berkurang banyak. Menurut para pakar, hanya sekitar tiga ratus hingga empat ratus orang mengukuhkan ideologi inti Al Qaida. Di pihak lain, kelompok-kelompok yang berada di luar kelompok kini menguat.
Melemahnya Pimpinan
Pakar Islam di lembaga ilmu pengetahuan dan politik Jerman, Guido Steinberg menilai bahwa kematian bin Laden telah melemahkan Al Qaida. Organisasi itu kini tidak lagi memiliki pemimpin karismatik yang berada di luar lingkar persaingan anggota lainnya. "Pemimpin sekarang, Aiman az Sawahiri dari Mesir tidak disukai oleh banyak anggota non Mesir dan masih dipertikaikan."
Padahal Sawahiri kini panglima tertinggi organisasi teror. Para pemimpin cabang Al Qaida lainnya terikat sumpah untuk mendukungnya. Ia sendiri dikelilingi kelompok kecil kader yang sudah berpengalaman. Ungkap jurnalis dan pakar Al Qaida Yassin Musharbash kepada Deutsche Welle. "Mereka tampil di video yang mewakili organisasi pusat Al Qaida. Ini bersifat mengikat dan menetapkan arah ideologi kelompok itu"
Al Qaida – Cabang dan Mitra
Ada banyak cabang dan mitra Al Qaida yang bergerak di luar Pakistan. Menurut Musharbash, cabangnya bisa ditemukan di Irak, Afrika Utara dan di Semenanjung Arab. Di Somalia, kelompok milisi al-Shabaab sangat aktif, milisi ini mengaku sebagai anggota jaringan Al Qaida, tapi tidak identik dengan organisasi itu. “Jaringan teror itu terpantau sangat kuat di Aljazair, Mali dan Libya. Di Irak ada sedikitnya 1000 anggota aktif Al Qaida, serupa di Suriah. Di sana perlawan terhadap rejim Bashar al Assad telah menguatkan gerakan kelompok Islamis seperti Front Jabat Al Nusrat, pasukan jihad terpenting saat ini." Musharbash menilai, kelompok itu kini belum berbahaya bagi dunia internasional, tapi apabila rejim Assad jatuh maka bisa berubah. Menurut dia, Front Al Nusrat bisa menjalankan ancamannya untuk mendirikan emirat kecil dan menyerang Israel.
Al Qaida tetap berbahaya
Jumlah pengikut Al Qaida tak bisa dipastikan. Yassin Musharbash menduga ada sekitar 5000 orang kader dan sekitar 10 ribu orang yang mengaku anggota. Tapi di luar itu pendukungnya banyak, meski bukan anggota tapi mereka militan. Upaya Amerika Serikat memerangi terorisme telah menyebabkan turunnya jumlah aksi teror Al Qaida secara internasional. Padahal sebaliknya. "Al Qaida seratus kali lebih aktif di dunia Islam. Banyak penelitian menunjukkan bahwa korban Muslim akibat aksi Al Qaida delapan setengah kali lebih banyak daripada korban non Muslim“. Jaringan teror itu mengalami musim semi kedua seiring pergolakan di dunia Arab yang semakin bermasalah. "Ancaman Al Qaida tidak boleh dipandang enteng“, tekan Musharbash, „mereka kerap mampu bermetamorfosa, seperti sekarang ini."