Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Bulu rambutnya berwarna terang dan matanya biru. Orangutan langka di Borneo ini merupakan yang pertama kali ditemukan dalam 25 tahun terakhir.
Dibebaskan dari penangkapan
Akhir April 2017, seekor orangutan albino diselamatkan oleh tim BOS Foundation dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Aksi penyelamatan ini dilakukan setelah tim menerima informasi dari kepolisian Kapuas Hulu.
Si putih bermata biru
Matanya biru, bulu rambutnya terang. Orangutan betina berusia lima 5 tahun itu diselamatkan dari penangkapan di desa yang terletak di Kalimantan. Alba merupakan orangutan albino pertama yang akan ditemukan oleh BOS Foundation dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah tersebut dalam 25 tahun terakhir.
Putih dan fajar
Orangutan Albino langka yang diselamatkan di Indonesia dinamakan "Alba". Nama itu dipilih dari berbagai usulan nama yang dikirim masyarakat dari seluruh dunia. Arti nama Alba adalah "putih" dalam bahasa Latin dan "fajar" dalam bahasa Spanyol.
Dehidrasi dan lemah
Orangutan albino tersebut mengalami dehidrasi, dalam kondisi lemah dan menderita infeksi parasit saat diselamatkan. Setelah berhari-hari menjalani perawatan khusus, nafsu makan Alba mulai meningkat dan berat tubuhnya bertambah beberapa kilogram.
Sensitif cahaya
Hewan luar biasa itu memiliki kulit dan rambut pucat dan mata yang sensitif terhadap cahaya.Orangutan, primata yang biasanya berwarna kemerahan yang terkenal dengan sifat lembut dan cerdas, hidup di alam liar Sumatera dan Kalimantan.
Populasi orangutan menurun
International Union for Conservation of Nature IUCN memperkirakan bahwa jumlah orangutan di Borneo telah turun hampir dua pertiganya, sejak awal tahun 1970-an dan selanjutnya menurun terus menjadi 47.000 ekor pada tahun 2025.
Perkebunan kelapa sawit jadi salah satu biang kerok
IUCN memasukkan orangutan Borneo dalam daftar hewan yang sangat terancam keberadaannya. Menurunnya jumlah orangutan ini tidak lain di antaranya karena perburuan dan konflik dengan pekerja perkebunan kelapa sawit. (Ed:ap/rzn)