Allianz Indonesia: Bisnis Sedia Payung Sebelum Hujan
Jumlah orang Indonesia yang memiliki asuransi tergolong minim. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan tahun 2017, indeks literasi asuransi hanya 15,8 persen, sedangkan penetrasi asuransi hanya sekitar 12 persen.
Jumlah peserta asuransi masih rendah
Direktur Utama PT Asuransi Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier dalam wawancara dengan media mengenai industri asuransi di Indonesia. Rendahnya angka peserta asuransi di Indonesia menjadi tantangan sekaligus peluang bagi bisnis yang bergerak di bidang asuransi.
Informasi lewat media sosial
Menurut Joos Louwerier, salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran berasuransi adalah dengan mengedukasi publik lewat media sosial dan aplikasi di telepon selular agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau produk asuransi.
Aplikasi digital untuk pemasar asuransi
Digitalisasi perlahan turut merambah dunia asuransi di Indonesia. Allianz Discover adalah aplikasi digital untuk tenaga pemasar asuransi jiwa dan kesehatan. Aplikasi ini memungkinkan nasabah secara interaktif menentukan perlindungan asuransi sesuai kebutuhan mereka.
Paling laris asuransi kesehatan dan pendidikan
Produk terlaris Allianz adalah kesehatan dan pendidikan. “Perlindungan asuransi akan memberikan ketenangan pikiran kepada pelanggan karena kami mengambil risiko keuangan mereka, dan bagian investasi dimaksudkan untuk membantu pelanggan merencanakan masa depan, seperti rencana pendidikan untuk anak-anak,” ujar Louwerier.
CSR edukasi pengelolaan keuangan
Salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli, My Finance Coach (MFC). Sejak pertama dilangsungkan 2011, MFC telah menjangkau sebanyak 14.896 siswa SMP dan SMA (13-17 tahun), dari 93 sekolah, di sembilan kota di Indonesia. Program ini membangun kesadaran pengelolaan keuangan sejak dini. (Teks Arti Ekawati/hp)