Apakah Pernikahan ‘Metaverse’ Bisa Membudaya di India?
23 Februari 2022Tidak ada aula besar, antrian panjang atau pengunjung yang saling berhimpitan mencari ruang: Pernikahan antara Jaganandhini dan Dinesh Siva berlangsung meriah, meski tanpa hingar bingar khas resepsi.
Lantaran pandemi Covid-19 yang bereskalasi, keduanya memutuskan menggelar seremoni di semesta ‘Metaverse'. Teknologi yang antara lain mengandalkan realita virtual (VR) itu mencoba menempatkan pengguna sedekat mungkin dengan dunia nyata, tanpa perlu meninggalkan ruang digital.
Bagi kedua pasangan Tamil itu, Metaverse membuka kesempatan untuk mendesain pesta pernikahan sesuai keinginan sendiri, tanpa batas imajinasi.
Keduanya memilih dekorasi bertemakan sekolah Hogwarts dari dunia Harry Potter, dan bahkan mengundang ayah pengantin perempuan yang meninggal dunia setahun sebelumnya. Untuk itu, dibuatkan sebuah avatar virtual tiga dimensi berbentuk sang ayah.
Jaganandhini mengaku kehadiran ayahnya dalam proses pernikahan terasa sangat istimewa. "Saya merasa emosional dan sangat bahagia. Saya mendapatkan restu darinya.”
"Saya ingin membuat resepsinya mengesankan. Saya ingin agar teman-teman dan kolega bisa berkumpul bersama di hari besar saya. Di ruang digital seperti Metaverse, bahkan 10.000 tamu bisa datang, terlepas dari belahan Bumi manapun mereka berasal.”
Menurut UU Pernikahan India, hanya pasangan pengantin yang diwajibkan hadir secara langsung. Hal ini memudahkan industri jasa dekorasi atau pernikahan untuk beralih ke ruang digital di masa pandemi.
Namun demikian, Jaganandhini mengakui, "jika bukan karena Covid-19, saya mungkin sudah menolak ide tersebut.”
Tren resepsi digital di masa depan?
Tardi Verse, penyedia jasa pesta pernikahan di Chennai, termasuk yang paling awal menawarkan resepsi di Metaverse. Menurut Vignesh Selvaraj, direktur perusahaan, tren digital akan bertahan "bahkan setelah pandemi. Saya kira banyak kaum muda yang mau menggelar pesta di Metaverse.”
Dia mengklaim banyak mendapat pesanan setelah menggelar sebuah pesta pernikahan Metaverse baru-baru ini.
Namun mengingat betapa sakralnya pesta pernikahan dipandang di India, resepsi digital belum akan mendominasi pasar, kata Santosh Desai, pakar sosial India.
"Bentuknya seperti semacam pernikahan khusus, untuk orang yang mungkin ingin menikah di dalam pesawat terbang atau di bawah air. Sifatnya untuk mencuri perhatian. Untuk sebagian orang yang mungkin menyukai jenis resepsi yang tidak lazim,” kata dia.
Hal senada dikatakan Padma Rani, pakar sosial di Institut Komunikasi Manipal. Menurutnya pernikahan tradisional belum akan tergantikan. "Hanya konsumen yang menggilai teknologi saja yang mungkin menginginkan pernikahan Metaverse,” katanya.
"Jumlahnya termasuk kecil di India. Kebanyakan masih belum tahu bagaimana cara menggunakan aplikasi atau fungsi lain di dalam ponsel pintar.”
Konsumen semacam itu adalah Mohammed Wassem dan Moni dari Uttar Pradesh. "Saya ingin pernikahan kami menjadi spesial,” kata Waseem, seorang pengembang software, ketika ditanya alasan memilih Metaverse.
"Saya punya banyak teman di seluruh dunia. Saya ingin agar mereka bisa ikut hadir. Dan di sisi lain, saya ingin mendobrak ritual-ritual tertentu yang diasosiasikan dengan pernikahan tradisional,” pungkasnya.
rzn/pkp