AS Berencana Mengklasifikasi Ulang Ganja
1 Mei 2024Badan Pengawasan Narkoba (DEA) Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan rencananya untuk mengklasifikasi ulang ganja dari sebelumnya berada di Golongan I menjadi Golongan III, demikian menurut beberapa laporan media pada Selasa (30/04) waktu setempat.
Dilihat dari laman resmi DEA, AS memang mengklasifikasikan obat-obatan ke dalam 5 golongan, yaitu Golongan I-V. Dijelaskan bahwa obat-obatan yang berada di Golongan I memiliki potensi penyalahgunaan yang tinggi dan berpotensi menimbulkan ketergantungan psikologis dan/atau fisik yang parah. Sementara, Golongan V mewakili potensi penyalahgunaan yang paling kecil.
Ganja telah masuk dalam obat-obatan Golongan I selama lebih dari 50 tahun di AS, dianggap sama dengan narkotika yang sangat membuat ketagihan seperti heroin dan ekstasi.
Namun, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS tahun lalu merekomendasikan kepada DEA bahwa mariyuana harus dimasukkan ke dalam obat-obatan Golongan III, menempatkannya bersama dengan zat yang tidak terlalu menimbulkan kecanduan seperti Tylenol dengan kodein, ketamin, dan testosterone.
Jika klasifikasi ulang ini benar-benar diwujudkan, bukan berarti ganja menjadi legal di tingkat federal. Namun, hal itu akan membuat akses terhadap ganja untuk keperluan pengobatan menjadi lebih luas, serta industri ganja di negara bagian yang melegalkannya menjadi semakin meningkat.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Kapan DEA akan menerbitkan keputusannya?
Usulan klasifikasi ulang ganja ini masih harus ditinjau oleh Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) Gedung Putih.
Namun, begitu OMB memberikan persetujuannya, DEA akan masuk ke dalam periode yang disebut sebagai "public comment”.
Setelah periode tersebut, dan melalui peninjauan oleh seorang hakim administratif, barulah DEA akan menerbitkan keputusan finalnya.
Usulan klasifikasi ulang ganja ini sebelumnya muncul setelah Presiden Joe Biden pada Oktober 2022 lalu menyerukan dilakukannya peninjauan kembali terhadap undang-undang ganja federal AS. Saat itu, Biden juga memberikan pengampunan kepada ribuan warga AS yang sebelumnya dihukum secara federal karena kepemilikan ganja.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan sekitar 70% orang dewasa di AS menyatakan dukungannya terhadap legalisasi ganja. Angka ini meningkat dua kali lipat lebih dari jajak pendapat pada tahun 2000. Oleh karenanya, pengumuman klasifikasi ulang ganja ini dinilai bisa menguntungkan Biden secara politik dalam pemilu tahun ini.
Rencana klasifikasi ulang ganja tak lepas dari kritik
Kritik terhadap rencana klasifikasi ulang ganja ini salah satunya datang dari Kevin Sabet, yang menjabat sebagai presiden kelompok nasional anti-legalisasi bernama Pendekatan Cerdas terhadap Ganja.
Mantan pejabat terkait kebijakan narkotika di pemerintahan Obama itu mengatakan bahwa rekomendasi HHS kepada DEA "bertentangan dengan ilmu pengetahuan, dan berbau politik.”
Sementara beberapa pendukung legalisasi ganja mengritik klasifikasi ulang tersebut terlalu bertahap. Mereka justru menginginkan ganja sepenuhnya dihapus dari daftar zat-zat yang dikontrol, sama seperti alkohol atau tembakau.
Kritik juga datang dari Paul Armento, yang menjabat sebagai wakil direktur Organisasi Nasional untuk Reformasi Hukum Marijuana. Ia mengatakan bahwa klasifikasi ulang ganja hanya akan "melanjutkan kesenjangan yang ada antara kebijakan marijuana di negara bagian dan federal.”
Di momen terpisah, Presiden Asosiasi Bisnis Ganja Minoritas, Kaliko Castille, mengatakan bahwa klasifikasi ulang ganja hanya merupakan "pelarangan yang dibranding ulang”. Menurutnya, pemerintah seharusnya memberikan akses penuh kepada pemegang izin dan mengakhiri penangkapan selama beberapa dekade ini yang secara tidak proporsional melibatkan orang-orang kulit berwarna.
gtp/rs (Reuters, AFP, AP)