AS Tekankan Denuklirisasi Korea Utara
7 Juli 2018"Pelucutan sepenuhnya senjata nuklir" penting bagi masa depan Korea Utara, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Itu disampaikannya setelah pertemuan berikutnya dengan juru runding Korea Utara, Kim Yong Chol, yang pernah menjabat kepala dinas rahasia. Kim Yong Chol dianggap "tangan kanan" pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Juru bicara Pompeo Heather Nauert mengatakan, jalur yang ditempung AS dalam semua pertemuan tidak pernah berubah. "Tuntutan kami sesuai dengan apa yang dibicarakan Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un di Singapura. Yaitu denukliarisasi Korea Utara, jaminan keamanan dan kembalinya tentara AS yang ditangkap selama perang Korea (1950-1953) ke AS," demikian Nauert.
Di awal pembicaraan dua hari antara AS dan Korea Utara, tuan rumah Kim Jong Chol menyambut tamu dengan bertanya, apakah tamunya bisa tidur nyenyak mengingat pembicaraan hari sebelumnya sangat rumit. Pompeo mengatakan, malam sebelumnya ia bisa tidur dengan tenang. Pengamat menginterpretasikan dialog singkat ini sebagai perkiraan, bahwa pembicaraan akan terus berjalan alot.
Pembicaraan diadakan di vila mewah di ibukota Pyongyang di dekat mausoleum di mana Kim Il Sung dan Kim Jong Il dimakamkan, yaitu kakek dan ayah Kim Jong Un.
Kata-kata yang sulit dilaksanakan
Menteri luar negeri AS kini harus melaksanakan program pelucutan senjata yang disepakati Trump dan Kim Jong Un. Oleh sebab itu, ia ingin memperoleh pernyataan konkret tentang besarnya program nuklir, dan kemungkinan lamanya waktu untuk melucuti senjata, di bawah pengawasan internasional.
Banyak pakar ragu akan ketulusan Kim Jong Un dan hanya beberapa percaya, proses ini akan berjalan lancar, walaupun Washington ingin melihat hasilnya dalam waktu setahun. Setelah itu, Pompeo melanjutkan perjalanan ke Tokyo, di mana ia akan memberikan informasi tentang hasil pembiaraannya, kepada sekutu-sekutu AS, yaitu Jepang dan Korea Selatan.
ml/ap (rtr, ape, afpe)