1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Kembali Tertimpa Krisis Bank

15 Juli 2008

Kembali pasar keuangan AS mengalami krisis yang menelan korban baru.

https://p.dw.com/p/Ed0z
Foto: Bilderbox

Untuk kedua kalinya di tahun ini sistem keuangan Amerika Serikat terguncang. Tanggal 16 Maret lalu, yang bertepatan pada hari Minggu, bank JP Morgan Chase dengan dibantu Bank Sentral Amerika Serikat membeli bank investasi Bear Stearns dan dapat menghindari anjloknya pasar saham. Kini Wall Street kembali terancam. Istilah "pergilah ke bank" berbalik arti. Para pelanggan bukan pergi ke bank untuk menabung, akan tetapi justru pergi untuk mengambil isi depositonya.

Ketakutan di Wall Street memang terasa sekali. Menteri Keuangan dan ketua Bank Sentral Amerika Serikat tampak panik. Padahal, beberapa hari sebelumnya Menteri Keuangan Henry Paulson secara resmi mengatakan bahwa jaminan pembelian kredit oleh Freddie Mac dan Fannie Mae, yang merupakan bank setengah pemerintah, adalah aman. Akhir pekan lalu Henry Paulson bersama Bank Sentral merancang sebuah rencana darurat. Fannie Mae dan Freddie Mac akan mendapatkan batas baru pemberian kredit. Sama halnya seperti yang diperoleh bank investasi Bear Stearns setelah mengalami kolaps.

Disamping itu, dalam berapa hari yang akan datang Kongres Amerika Serikat akan memberikan lampu hijaunya, sehingga jika diperlukan, pemerintah dapat membeli saham sebanyak mungkin dari Fannie Mae dan Freddia Mac. Sean Egan, mitra agen pemeringkat independen Eagen Jones mengatakan kali ini langkah yang diambil menuju ke arah yang tepat:

"Sebetulnya cukup menenangkan, menteri keuangan bertindak. Namun bahwa menteri keuangan harus bertindak menunjukkan masalah ini begitu berpengaruh besar pada keadaan ekonomi Amerika Serikat dalam dua tahun terakhir ini."

Martin Mayer, seorang pakar Bank Sentral dari lembaga penelitian Brookings di Washington sekaligus pengarang sejumlah buku tentang Bank Sentral Amerika Serikat menilai aksi tersebut sebagai tindakan yang salah:

"Saya tidak mengetahui tepatnya tujuan dari aksi tersebut. Sepertinya sebuah aksi refleks, yang memunculkan sejumlah panik. Fannie dan Freddie masing-masing memperoleh batas kredit hingga 2,5 milyar dolar Amerika Serikat dari departemen keuangan. Sebetulnya sudah cukup, jika batasnya dinaikkan sedikit saja."

Freddie Mac dan Fannie Mae memiliki atau menjamin setengah dari seluruh hipotek di Amerika Serikat. Ini menyangkut lima trilyun dolar - atau dua kali lipat dari produk nasional bruto Jerman. Namun, bagaimana hal ini bisa terjadi? Freddie Mac dan Fannie Mae membeli hipotek dari bank lain. Kemudian hipotek ini dalam bentuk surat berharga dijual kepada investor. Diantaranya juga kepada bank-bank Jerman. Dengan hancurnya pasar properti di Amerika Serikat, nilai surat-surat itu turun drastis.

Hari Jumat (11/07) lalu bank kredit independen terbesar kedua IndyMac terpaksa menyatakan kebangkrutannya. Ini merupakan kepailitan bank terbesar ketiga dalam sejarah Amerika Serikat. Dan ada kekhawatiran, hal ini berkelanjutan. Dikatakan, kurang-lebih 300 lembaga keuangan goyah. Setiap isu di Wall Street tentang ketidak-mampuan pembayaran kredit memicu turunnya nilai saham. Sehingga awal pekan ini kurs saham Washington Mutual, semacam bank rakyat terbesar Amerika Serikat, turun 30 persen.