AS Kuba - Perjalanan Sejarah
Di era Fidel Castro, hubungan Amerika Serikat dan Kuba sempat alami kebekuan selama puluhan tahun. Berikut kilas baliknya dalam foto:
Revolusi Kuba 1959
8 Januari 1959, pemimpin Kuba Fidel Castro (tengah, berdiri di jeep) dengan pemimpin revolusi lainnya, Camilo Cienfuegos (kiri) ketika memasuki ibukota Kuba, Havanna, disambut meriah warga setempat. Lewat revolusi, mereka berhasil menggulingkan rezim Batista, yang ditunggangi Amerika Serikat. Mulai berkuasanya Fidel Castro juga jadi awal masa komunis di Kuba.
Invasi di Teluk Babi 1961
April 1961 anggota Assault Brigade 2506, yang merupakan warga Kuba penentang Castro, ditangkap di Teluk Babi, Kuba. Invasi tersebut adalah upaya untuk menggulingkan Fidel Castro. Upaya yang direncanakan dan didanai oleh Amerika Serikat ini gagal.
AS Blokade Kuba
1962, Uni Sovyet tempatkan pesawat tempur di Kuba. 24 Oktober 1962, Presiden AS John Fitzgerald Kennedy tandatangani perintah untuk blokade laut Kuba. Ketegangan terus memuncak dan dunia amati dengan cemas apakah akan ada jalan keluar damai dari krisis tersebut. 20 November 1962 pesawat pembom Uni Sovyet meninggalkan Kuba, dan Kennedy cabut blokadenya.
Kebekuan 50 Tahun
Akibat Invasi Teluk Babi dan Krisis Rudal Kuba, AS dan Kuba membekukan hubungan. Selama Fidel Castro berkuasa, mulai revolusi 1959 hingga 2008, tidak ada hubungan apapun antara AS dan Kuba.
Pendekatan Mulai Tampak di Soweto
10 Desember 2013, Presiden AS Barack Obama bertemu Presiden Kuba Raul Castro di Soweto Afrika Selatan, pada upacara pemakaman mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela. Ketika itu kedua kepala negara berjabat tangan. Raul Castro mengambil alih kepemimpinan Kuba 2008 setelah kakaknya, Fidel Castro menderita sakit.
Tukar Tahanan, Desember 2014
Alan Gross, kontraktor dan pakar IT asal AS, yang mendekam di tahanan Kuba sejak lima tahun lalu, karena tuduhan spionase, dibebaskan hari Rabu (17/12/14). Alasan resmi: kemanusiaan. Sebagai gantinya, AS bebaskan tiga agen rahasia Kuba. Foto: Alan Gross bersama istrinya saat tiba di Washington.
Sinyal Positif dari Kuba
17 Desember 2014, warga kuba menonton pidato Presiden Raul Castro menyampaikan pidato di televisi. Sehari sebelumnya, Obama telah berbicara dengan Raul Castro lewat telefon selama lebih dari sejam. Kedua negara putuskan akan kembali menjalin hubungan diplomatik, setelah terputus puluhan tahun.