AS Tambah Jumlah Serdadunya di Jerman
1 Maret 2024Sejak tahun 2019, jumlah anggota militer Amerika Serikat di Jerman meningkat dari 39.000 menjadi 50.000 personel pada 2024. Cuma Jepang yang menampung jumlah kontingen yang lebih besar.
Penambahan jumlah pasukan oleh AS sekaligus mengakhiri tren antara tahun 2006 dan 2018 yang mencatatkan pengurangan dari 72.400 menjadi 33.250 personel di Jerman. Perkembangan tersebut dipahami sebagai respons Washington terhadap kian rumitnya situasi keamanan dunia.
Amerika Serikat juga mengirimkan lebih banyak pasukan ke Eropa sejak invasi Rusia di Ukraina bulan Februari 2022 lalu. Penempatan serdadu terutama dipusatkan di perbatasan timur NATO, yakni Polandia, Rumania dan Bulgaria. Di Polandia saja, AS memiliki 10.000 serdadu, sementara 2.600 lainnya bekerja secara bergiliran untuk Army Support Acitvity, ASA, Laut Hitam yang mencakup pangkalan udara Mihail Kogalniceau di Rumania dan area latihan Novo Selo di Bulgaria.
Peran EUCOM
Nilai strategis Jerman bagi AS tercermin dari keberadaan markas Komando Eropa AS, EUCOM, di Stuttgart, yang mengoordinasikan seluruh kekuatan militer AS di 51 negara dunia, terutama di Eropa.
EUCOM mengklaim punya misi mencegah konflik, mendukung kemitraan NATO dan memerangi ancaman transnasional. Lembaga ini dikomandoi Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS di Eropa, serta Korps Marinir AS di Eropa dan Afrika, yang masing-masing memiliki sarana di Jerman.
Jerman mewadahi lima dari tujuh garnisun Angkatan Darat AS di Eropa, sementara dua lainnya berada di Belgia dan Italia. Adapun markas besar US Army berada di kota Wiesbaden yang tidak jauh dari Frankfurt.
Kepada DW, militer AS mengatakan kelima garnisun menampung sebanyak 29.000 personel. Jumlah ini belum ditambah sekitar 13.000 personel Angkatan Udara AS yang tersebar di berbagai lokasi di Jerman, terutama di dua pangkalan udara di Ramstein dan Spangdahlem.
Dalam sebuah jawaban kepada Partai Kiri pada tahun 2023, pemerintah mengakui Jerman juga ikut berkontribusi terhadap biaya pemeliharaan aset NATO di wilayahnya, termasuk militer AS. Beban anggaran ini berkisar 100 juta Euro setiap tahun dengan kecendrungan meningkat.
Lebih dari sekedar pertahanan
Keberadaan pangkalan militer AS juga ikut menyuburkan komunitas warga sipil Amerika Serikat di Jerman. Sejumlah pangkalan besar seperti Ramstein dibuat terlihat menyerupai sebuah kota kecil di kampung halaman, dengan pusat perbelanjaan, sekolah, layanan pos dan polisi khas Amerika. Beberapa tempat bahkan hanya menerima mata uang Dollar AS sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah.
Contohnya adalah pangkalan AS di Grafenwöhr, Jerman, di dekat perbatasan dengan Republik Ceko. Grafenwöhr adalah pangkalan Angkatan Darat AS terbesar di luar negeri, baik dari segi jumlah personel maupun luas wilayah yang mencakup lebih dari 97.000 hektar.
Selain mengomandoi operasi di luar negeri, personel militer AS di Jerman juga bertugas merawat payung nuklir berjumlah 20 peluru kendali interkontinentalyang ditempatkan di Pangkalan Udara Büchel, di dekat perbatasan Luksemburg. Keberadaan senjata nuklir sejak lama menuai kontroversi di antara masyarakat Jerman.
Komitmen sejarah
Lama setelah kekalahan Nazi dalam Perang Dunia II, Jerman tidak diizinkan membina kekuatan militer sendiri. Bundeswehr terlahir kembali pada 1954 dengan syarat Jerman mengizinkan penempatan permanen militer delapan negara NATO di wilayahnya. Konvensi itulah yang melandasi keberadaan pangkalan militer AS hingga kini.
Penempatan personel militer AS di Jerman mencapai puncaknya pada Perang Dingin. Menjelang keruntuhan Uni Sovyet pada 1990, AS masih memiliki 400.000 pasukan di Jerman. Jumlahnya terus berkurang seiring bergesernya wilayah konflik dari Eropa menuju Timur Tengah dan Asia Pasifik. Tapi kendati keberadaan militer AS di Eropa kembali diperkuat, jumlahnya hanya secuil dibandingkan era Perang Dingin.
rzn/hp