Seperti kancah kuali panas, seperti itu pula gambaran dua tim nasional Indonesia Kamis (16/11) ini.
Yang pertama di Surabaya. Indonesia U17, skuad yang dipimpin Bima Sakti, memainkan laga terakhir di fase grup A.
Lawannya Maroko, wakil Afrika yang menyikat Panama 2-0 di game pertama tapi menyerah 0-2 pada Ekuador di game kedua.
Buat Indonesia - yang dua game awalnya imbang 1-1 vs Ekuador dan Panama, pilihan terbaik adalah menang. Ini, minimal Welber Jardim dkk, akan menghuni posisi kedua.
Jika kalah? Alamat kandas ke fase gugur. Jika seri, ada peluang keluar sebagai satu dari empat peringkat ketiga terbaik.
Maka, vs Maroko, mainkan laga itu seolah final: bermain tenang, taktis, tidak buru-buru dan maksimal dalam 90 menit plus.
Sejarah Indonesia di Piala Dunia U17 tidak cukup berhenti dengan dua hasil imbang, dua gol, lalu jadi penonton di kandang sendiri.
Jangan juga berpikir, di fase gugur - lolos dengan predikat apapun - calon lawan kita adalah Brasil, atau Iran, atau Jepang, atau Korea bahkan juga Mali, Spanyol atau Inggris.
Itu soal nanti. Yang penting maksimal di Surabaya, di Gelora Bung Tomo dan teruskan catatan sejarah sepakbola Indonesia di Piala Dunia Remaja ini.
Setuju?
Kini saya beralih ke medium kedua: kualifikasi Piala Dunia 2026, zona Asia, putaran kedua, di Grup F. Ada laga Irak vs Indonesia di Basra, 550 Km dari Baghdad, ibukota Irak.
Itu ujian awal skuad Shin Tae-yong pasca lolos mudah dari hadangan Brunei Darussallam di putaran pertama.
Tiga gol, dari Ramadhan Sananta dan Dimas Drajad dari total 12 gol yang dikemas ke gawang Brunei, mensejajarkan mereka dengan Lionel Messi dalam catatan gol kualifikasi.
Dan sekarang mereka diuji di Basra kontra Irak yang peringkat FIFA-nya beda 76 anak tangga.
Bisa? Optimis? Shin Tae-yong jauh hari optimis. Skuad Indonesia, meski tanpa Ivar Jener dan Marselino Ferdinand yang berkutat cidera, percaya diri di Basra International Stadium. Walau pun secara statistik, rekor Indonesia selalu negatif versus Irak.
Boleh jadi, Kamis (16/11/23) ini, statistik pertemuan itu hanya penghias: Asnawi Mangkualam dkk bisa mengawali aksi perdana di Grup F ini dengan hasil optimal. Dua tim lain di Grup ini ada Vietnam dan Filipina yang berduel di Manila.
Begitulah. Asa Indonesia, asa anak-anak muda kita, tinggal kita doakan untuk perjuangan mereka di Surabaya dan Basra
Come on!
Hardimen Koto: pengamat, analis dan komentator sepak bola
*tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis.