Assad Dituding Dalang Serangan Kimia
5 April 2017Tudingan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad sebagai dalang serangan mematikan tersebut disampaikan AS, Inggris dan Perancis. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, "Semua bukti yang sudah saya lihat menunjuk kepada rezim Assad, menggunakan senjata ilegal terhadap warganya sendiri," demikian dikatakan Johnson saat tiba di Brussel untuk menghadiri konferensi Suriah.
Boris Johnson menambahkan, jika Assad benar-benar berada di balik serangan, ini jadi bukti berikutnya bahwa rezim Assad adalah rezim barbar. Sehingga sulit membayangkan bagaimana Assad tetap memegang tampuk pimpinan Suriah di masa depan, setelah konflik berakhir.
Sementara itu Rusia menyampaikan skenario berbeda terkait serangan maut itu. Moskow membela mitranya di Damaskus, dengan menyebut "ada data obyektiv" dari pengawas udara Rusia, bahwa bahan beracun itu berasal dari gudang persenjataan milik pemberontak yang terkena serangan udara militer Suriah.
Kementrian pertahanan Rusia menyebutkan, gudang berisi bahan beracun digunakan pemberontak anti Assad untuk membuat senjata. Namun Moskow tak merinci, apakah serangan itu tidak disengaja menghantam gudang kimia, atau merupakan serangan terarah. Namun kaum pemberontak menolak paparan dari Moskow itu dan bersikeras bahwa bom gas kimia justru ditembakkan dari pesawat Suriah.
Konferensi kemanusiaan bagi Suriah
Konferensi di Brussel yang dipimpin Uni Eropa dan PBB adalah tindak lanjut pertemuan di London tahun lalu, di mana saat itu berhasil diperoleh dana 11 milyar Dolar berupa bantuan kemanusiaan bagi Suriah. Konferensi ini juga akan jadi langkah lanjutan dari pembicaraan perdamaian di Jenewa yang disponsori PBB, di mana penengah PBB Staffan de Mistura telah menyampaikan laporan tentang kemajuan kecil dalam mengakhiri konflik Suriah.
Konflik Suriah sejauh ini telah memakan korban lebih dari 320.000 jiwa dan menyebabkan jutaan penduduk Suriah mengungsi. Peran Assad di Suriah di masa depan jadi agenda utama pertemuan di Brussel. Kaum oposisi yang terdiri dari beragam faksi dan negara-negara yang mendukung oposisi menuntut agar Assad turun dari jabatan.
Assad sejauh ini menolak, dan sekutu utamanya yaitu Rusia mendukung agar ia terus melancarkan tekanan dan serangan terhadap pemberontak, tanpa mengurangi kecepatan langkah. Pejabat tinggi Uni Eropa urusan luar negeri Federica Mogherini mendesak dunia internasional untuk mempercepat proses perdamaian, yang terbukti sangat diperlukan, terutama setelah terjadinya serangan senjata kimia.
ml/as (afp,rtr, dpa)