Assad Tak Serius Hancurkan Senjata Kimia
7 Februari 201415 anggota DK PBB ”menyerukan kepada Republik Arab Suriah untuk mempercepat langkah untuk memenuhi kewajiban mereka,“ kata presiden dewan tersebut Raimonda Murmokaite yang sekaligus menjabat sebagai duta besar Lithuania untuk PBB.
Senjata-senjata kimia itu harus dikirim ke pelabuhan Latakia di Suriah ”dengan cara yang sistematis dan akselerasi yang dipercepat, “ tegas Murmokaite, menyampaikan ringkasan diskusi tertutup Kamis malam yang dilakukan DK dengan Sigrid Kaag, yang bertugas mengkoordinasikan pelucutan senjata kimia Suriah.
Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berjanji akan menghancurkan seluruh senjata kimia yang ia miliki hingga akhir Juni mendatang, jika tidak maka ia akan menghadapi sanksi, termasuk kemungkinan aksi militer.
Kurang dari lima persen stok senjata mematikan itu telah dipindahkan dari Suriah, demikian menurut Washington, dan Damaskus telah melewatkan salah satu tenggat penting.
“Sebagaimana yang difahami Dewan, tujuan jangka pendek belum terpenuhi. Suriah berada pada saat yang kritis,” kata diplomat mengutip peringatan Kaag dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan..
Negara-negara Barat telah menyampaikan keprihatinan atas lambatnya penyerahan senjata kimia Suriah, dan mengkhawatirkan bahwa Assaf sedang bermain-main dengan waktu. Tapi Rusia, sekutu utama rezim Assaf di Dewan Keamanan PBB, menyerukan semua pihak untuk tenang.
Duta besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengatakan semuanya sedang berjalan.
“Kami yakin proyek ini akan selesai tepat waktu dan senjata-senjata kimia ini akan dihancurkan.”
Skeptis
Namun, para diplomat skeptis. ”Kami merasa kesempatan untuk memberikan alasan sudah habis,“ kata duta besar Inggris Mark Lyall Grant.
Amerika Serikat mengatakan hanya sekitar empat persen dari senjata kimia yang diklaim dimiliki Suriah, yang sudah meninggalkan pelabuhan Latakia sejauh ini – jauh dari 700 ton yang harus dipindahkan oleh negara itu hingga akhir 2013.
Selain 700 ton bahan berbahaya yang seharusnya diserahkan tahun lalu, masih ada 500 ton bahan kimia kurang berbahaya “kategori dua“ yang seharusnya sudah diserahkan melalui pelabuhan Latakia pada hari Rabu lalu.
Kenyataannya, hanya dua pengiriman kecil yang meninggalkan Latakia, pada 7 Januari dan 27 Januari. 120 ton bahan kimia isopropanol dijadwalkan dikirim sebelum awal Maret.
Dewan Keamanan PBB tahun lalu mendukung proposal AS-Rusia untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, setelah terjadinya serangan senjata kimia di pinggir ibukota Damaskus, yang oleh Washington disebut dilakukan oleh rezim Assad.
ab/hp (afp,ap,rtr)