Tahun ini, Deutsche Welle (DW) merayakan hari jadi ke-70. Selama itu pula, kami berusaha menjalankan mandat untuk menyajikan jurnalisme yang berkualitas, independen dan bisa dipercaya.
Pada saat yang sama, DW terus berkembang dan sejak beberapa dekade terakhir merespons cepat kemajuan teknik serta membangun sarana multimedia. Mulai dari radio, televisi dan media sosial - kami selalu ada, di mana audiens kami berada. Secara konsisten, kami menyesuaikan cara-cara kerja jurnalistik, tanpa mengubah standar kualitas yang tinggi.
Kini, Deutsche Welle harus menghadapi tantangan besar masa depan, yakni Kecerdasan Buatan (AI). AI generatif memiliki kekuatan disrupsi. Banyak sektor yang akan atau sedang mengalami perubahan besar dan jurnalisme bukan sebuah pengecualian. Bagi kami, transparansi adalah penting, sebabnya saya di sini ingin berbagi gagasan tentang bagaimana AI generatif bisa digunakan dalam jurnalisme.
Jurnalis memproduksi konten, bukan AI
Bisa dipastikan, AI generatif tidak akan menggantikan pekerjaan jurnalis. Jika Anda membaca, menonton atau menyimak konten DW, Anda bisa berkeyakinan bahwa di belakangnya berdiri editor-editor kami.
Jurnalis DW memiliki mandat untuk selalu menjamin kualitas. Baiat kami kepada independensi, ketelitian, transparansi, respek, kemajemukan dan keragaman, berlaku tanpa syarat.
Saat yang bersamaan, DW ingin pula mengkaji bagaimana Kecerdasan Buatan generatif bisa mendukung kerja jurnalistik. Saat ini pun, kami sudah menggunakan sejumlah aplikasi berbasis Kecerdasan Buatan. Piranti ini membantu kami untuk misalnya menganalisa data berukuran raksasa atau menerjemahkan laporan-laporan kami ke dalam berbagai bahasa. Adapun pengawasan akhir terhadap kualitas tetap dilakukan oleh jurnalis-jurnalis kami.
Adalah sangat menentukan bagi setiap jurnalis untuk selalu memeriksa kualitas hasil kerja aplikasi AI sebelum dipublikasikan, dan bagi DW untuk selalu bersikap transparan tentang bagaimana AI generatif digunakan.
Harus diakui, ragam Chatbot berbasis AI seperti ChatGPT bukanlah sumber informasi yang bisa dipercaya. Aplikasi-aplikasi ini bisa merangkai gagasan atau inspirasi, tapi bukan fakta dan informasi. Chatbot AI juga melakukan kesalahan-kesalahan fatal. Tidak pula dijabarkan sumber-sumber yang dijadikan sandaran penciptaan konten. Kami sebabnya selalu memeriksa dengan seksama semua informasi yang berasal dari sebuah Chatbot. Dan kami akan terus memperkuat kapasitas verifikasi, mengingat maraknya disinformasi akibat penggunaan AI generatif di seluruh dunia.
Sudah menjadi tugas kami sebagai jurnalis untuk membongkar informasi palsu.
Gambar-gambar buatan AI
Deutsche Welle juga tidak melihat adanya nilai tambah dalam pemakaian gambar-gambar realistis buatan aplikasi AI generatif. Jika kami melaporkan tentang foto yang dirangkai melalui Kecerdasan Buatan, kami memperingatkan dengan jelas bahwa gambar yang dimaksud bukan foto asli.
Berbeda halnya dengan gambar ilustrasi atau visualisasi data. Untuk kedua hal ini, AI generatif bisa digunakan.
Tantangan dan peluang
Kami menyadari betapa teknologi AI generatif sarat bahaya. Kami juga tahu, AI bisa membantu menyebarkan disinformasi secara lebih luas. Kami mengerti bahwa sumber materi, yang dijadikan pijakan oleh AI, ikut mencerminkan prasangka dan bias sosial di masyarakat. Sebabnya kami akan terus melatih jurnalis-jurnalis kami untuk mengenali bias dan prasangka itu sejak dini.
Kami menanggapi serius keamanan data dan perlindungan ruang privat dalam menggunakan produk dan layanan Kecerdasan Buatan.
Namun begitu, penggunaan bijak teknologi AI bisa pula menjadi peluang. Teknologi ini bisa membantu jurnalis menyelesaikan tugas-tugas ringan, demi waktu yang bisa digunakan untuk memperdalam riset atau memangkas jarak dengan narasumber di lapangan. Waktu tambahan yang bisa dimanfaatkan untuk menjemput perspektif yang berbeda-beda.
Itulah jurnalisme yang dihargai oleh audiens kami dan tidak akan pernah bisa digantikan oleh Kecerdasan Buatan, dengan menyajikan topik-topik yang ekslusif, mendalam dan relevan bagi khalayak ramai, dalam kualitas yang secara konsisten dihadirkan DW selama tujuh dekade terakhir.
rzn/as