Balas Dendam, Belarus Boikot Kosmetik Nivea dan Mobil Skoda
7 Mei 2021Sebagai reaksi atas sanksi yang dijatuhkan, pemerintah Belarus melarang impor dan penjualan barang yang dibuat oleh tiga perusahaan Jerman, yakni Skoda Auto yang 100% dimiliki oleh perusahaan otomotif Volkswagen (VW), produsen oli dan pelumas mesin Liqui Moly, dan produk perawatan kulit paling terkenal Nivea.
Presiden Alexander Lukashenko membenarkan tindakan tersebut sebagai upaya melindungi kepentingan nasional, sebagai reaksi atas "sanksi-sanksi tidak bersahabat" terhadap rakyat Belarus.
Mulai Rabu (05/05), warga Belarus tidak dapat lagi membeli produk yang diproduksi oleh ketiga perusahaan Jerman itu, yang semuanya merupakan sponsor Kejuaraan Dunia Hoki Es.
Ketiga perusahaan tersebut sebelumnya mengancam akan mundur sebagai sponsor, jika ajang olahraga internasional itu berlangsung di ibu kota Belarus, Minsk.
Perusahaan Jerman memegang peranan penting dalam keputusan Federasi Hoki Es Internasional yang akhirnya mencabut hak Belarus sebagai tuan rumah bersama dengan Latvia, atas alasan keselamatan dan keamanan. Seluruh pertandingan Kejuaraan Dunia Hoki Es sekarang akan berlangsung di ibu kota Latvia, Riga.
Tidak ada lagi Nivea di pasaran
Otoritas Bea Cukai Belarus mengonfirmasi bahwa produk perawatan kulit Nivea tidak akan lagi dijual di negara itu, meski masih mengizinkan orang-orang untuk membawa Nivea yang dibeli di tempat lain.
Namun, untuk mobil Skoda baru maupun bekas, orang-orang diminta untuk tidak membelinya lagi. Seorang juru bicara di markas Skoda di Republik Ceko mengonfirmasi kepada DW bahwa pemerintah Belarus telah memberlakukan larangan menyeluruh atas impor. "Menunggu klarifikasi situasi, importir lokal kami di Belarus akan berhenti menjual mobil baru mulai 5 Mei 2021, hingga pemberitahuan lebih lanjut."
Andrei Kazakevich dari Institute of Political Studies "Political Sphere," sebuah lembaga pemikir Belarus yang saat ini berbasis di Lituania, mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan aksi balas dendam Lukashenko terhadap perusahaan Jerman.
"Pihak berwenang Belarus, dan Lukashenko khususnya, ingin membalas semua tindakan yang diambil terhadap mereka, di dalam dan luar negeri," katanya dan menyebut tindakan itu "janggal".
Larangan yang bisa menjadi bumerang
Pakar keuangan Rusia Alexei Korneev sepakat bahwa tindakan tersebut tidak akan berdampak besar pada hubungan bilateral karena volume perdagangan sangat kecil. Namun, dia juga tidak dapat memahami maksud dari larangan itu dan membuat perbandingan dengan tindakan yang diambil oleh Rusia sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat setelah krisis Ukraina pada 2014 dan 2015: "Produk dalam jumlah yang lebih rendah muncul di toko-toko di Rusia dan kemudian seluruh upaya (boikot) itu ditinggalkan."
Sejumlah pihak meramalkan ketiga perusahaan Jerman malah diuntungkan, karena penolakan untuk mensponsori Kejuaraan Dunia Hoki Es akan meningkatkan citra mereka dan akan memiliki dampak yang jauh lebih positif dibanding larangan dari Belarus. (ha/hp)