Bank Bervisi Sosial di Jerman Meraup Untung
14 Februari 2007Bank GLS memang sebuah bank istimewa. Gemeinschaftsbank für Leihen und Schenken, atau GLS, dibalik arti nama bank yang menunjukan adanya sistim hibah, terdapat sebuah visi sosial.
Tahun lalu, penghuni proyek perumahan Lu 15 terancam penggusuran oleh pemilik gedungnya, Unit Bisnis Universitas Tübingen. Dalam upaya mempertahankan tempat tinggal mereka, para penghuninya memutuskan untuk membeli gedung di Ludwigstrasse no 15 itu.
Awal Februari tahun ini, terkumpul sudah sepertiga dari modal, sisanya didapat dari kredit Bank GLS. Untuk itu setiap penghuni proyek Lu 15 mengambil alih sebagian dari total kredit itu dengan memberikan jaminan pribadi sejumlah 3000 Euro.
Bukan saja penghuni Lu 15, tetapi juga orang luar boleh turut menjamin kredit dari Bank GLS itu dan jumlah orang luar ini tidak sedikit. Sekarang, bila negosiasi dengan Unit Bisnis Universitas Tübingen berhasil, para penghuni proyek Lu 15 bahkan memiliki kesempatan untuk mengembangkan proyek yang sudah berusia 27 tahun itu menjadi semacam perumahan yang dimiliki bersama.
Pendidikan dan solidaritas komunitas
Jarang ada lembaga keuangan yang menggunakan dananya untuk mengelola proyek atau investasi yang memperhatikan aspek etis dan ekologis. Namun nyatanya peluang pasar untuk investasi semacam ini semakin besar. Permintaan kredit yang diterima oleh Bank GLS kian bertambah. Juru bicara Bank GLS, Thomas Jorberg menilai:
„Ya bank kami tahun lalu berkembang sekitar 19 persen, yakni sekitar 105 juta Euro. Itu dua kali lipat dari tahun lalu, di mana nilai bank kami meningkat sekitar 50 juta Euro.“
Keuntungan dari bisnis kredit ini semakin besar. Kini bank GLS mulai mengukuhkan posisinya sebagai bank alternatif di Jerman dan memiliki cabang di Frankfurt, Stuttgart, Freiburg, Hamburg dan Muenchen.
Di seluruh Jerman jumlah nasabahnya baru sekitar 52 ribu orang. Meski begitu Thomas Jorberg justru optimis. Menurut dia, bank itu masih jauh dari titik jenuh pasar. Ruang untuk berkembang tampaknya memang masih sangat luas bagi GLS, terutama karena ada perubahan kesadaran dalam masyarakat kelas menengah Jerman. Thomas Jorberg meramalkan,
„Kami memperkirakan perkembangan kami akan terus melejit di tahun-tahun mendatang, karena kami melihat bahwa ketertarikan masyarakat terhadap kemungkinan investasi seperti ini bertambah besar.“
GLS tidak saja mendanai proyek perumahan alternatif seperti Lu 15, melainkan juga proyek-proyek sekolahan. Di kota Bergedorf, sejumlah orang tua ingin membangun taman kanak-kanak. Untuk merealisasinya, para orang tua ini sudah mengincar ruangan di Universitas di kota itu. Selain itu, selama setahun membahas kemungkinan menyiapkan kurikulum taman kanak-kanak dan kurikulum sekolah dasar dengan tim pakar pedagogi. Masalah yang dihadapi tinggal pendanaannya dan itu justru masalah besar.
Dua orang ayah dari kelompok itu ditertawakan oleh manajer kredit di sebuah bank kenamaan ketika ingin mengambil kredit senilai 100.000 Euro untuk memulai usaha itu. Hanya Bank GSL yang kemudian bersedia meminjamkannya, berdasarkan jaminan yang diberikan oleh setiap anggota tim penggagas dan kerabat-kerabat mereka. Begitulah akhirnya, taman kanak-kanak Kinder Kosmos berhasil dibangun.
Visi sebuah gerakan
Impian mengenai sebuah bank yang memfokus upaya perbaikan sosial dan ekologi timbul di tahun 80-an dari gerakan perdamaian dan lingkungan hidup di Jerman. Awalnya, Ökobank Frankfurt merupakan wujud dari impian itu. Namun, di tahun 1999 Ökobank Frankfurt mengalami krisis, ketika menghadapi kredit mogok tiga nasabah terbesarnya. Bagi pendukung gerakan perdamaian di Jerman, bangkrutnya Ökobank Frankfurt bagai impian yang kandas.
Tahun 2003 Bank GLS mengambil alih Ökobank dan mengembangkan program yang sesuai dengan visi gerakan perdamaian Jerman. Harapanpun kembali membara dan Bank GLS tidak mengecewakan mereka.
Bank yang sudah berdiri sejak 1974 itu mendanai antara lain, Museum Anak-anak dan Remaja di Berlin, sebuah pusat dokumentasi milik serikat pelindung alam di Rügen dan proyek pertanian yayasan ekologi di Brandenburg. Menurut Jorberg,
„Ada sejumlah proyek kami di luar negeri. Ada juga partner bank kami di beberapa negara, dimana kami bekerja sama. Sebagai mitra, kami juga bisa membantu lebih banyak.“
Sekarang keinginan memberikan makna sosial dan ekologis dalam menggunakan uang juga tambah diperhatikan oleh masyarakat Jerman yang memiliki modal. Gejala ini terus meningkat. Jorberg mengatakan,
„Sekarang ini sekitar 10% rakyat Jerman memiliki nilai hidup yang berorientasi pada kreativitas budaya dan produk investasi yang alternatif. Hal ini terlihat dari sejumlah riset pasar yang ada. Sikap orang-orang ini dalam memilih investasi biasanya sesuai dengan pandangan hidup mereka.“
Hal ini juga terlihat pada neraca Bank GLS yang sekarang berkisar seputar 650 juta Euro. Bagi bank-bank besar jumlah ini tidak seberapa. Namun bila melihat trend, maka tawaran Bank GLS juga bisa menarik bagi bank-bank umumnya. Sejak 2002 neraca Bank GLS sudah melejit tiga kali lipat. Tahun lalu saja nilai investasi para nasabahnya bertambah 90 juta Euro.
„Sampai kini saya tidak tahu, apakah ada bank lain yang lingkup penawaran investasi yang bersifat etis dan ekologis selengkap apa yang kami tawarkan.“
Riba dan Hibah
Selain investasi yang etis dan ekologis, pada dasarnya suku bunga yang ditawarkan Bank GLS tidak berbeda dengan bank-bank lain. Selain itu, seperti bank lain, setiap orang bisa membuka tabungan, rekening koran dan mendapatkan kartu kredit dari Bank GLS.
Perbedaan utamanya berada pada ajakan Bank GLS kepada nasabahnya untuk menerima suku bunga yang lebih rendah atau bahkan menghibahkan ribanya. Saat ini ada sekitar15% dari nasabah bank GLS yang menghibahkan suku bunganya. Keuntungan itulah yang memungkinkan Bank GLS memberikan kredit murah untuk proyek-proyek sosial.
Saat ini, Bank GLS telah memberikan 4000 pinjaman yang bernilai 384 juta Euro. Besar kredit yang diberikan bisa mencapai tujuh juta Euro, sesuai dengan proyeksi investasi itu. Namun bank itu tidak memberikan pinjaman bagi nasabah yang misalnya hanya ingin membiayai mobil baru.
Dengan kata lain, bila Anda ingin mendapat kredit untuk produk-produk konsumsi, janganlah datang ke bank GLS.