Bank Sentral AS Turunkan Suku Bunga Hingga Nol Persen
17 Desember 2008Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS hingga mendekati nol persen, serta nominasi nama-nama baru dalam kabinet Barack Obama dikomentari harian-harian internasional.
Harian liberal kiri Spanyol El Pais yang terbit di Madrid dalam tajuknya berkomentar :
Bank Sentral AS mendasarkan kebijakan spektakulernya pada kesimpulan, bahwa deflasi saat ini merupakan ancaman bahaya terbesar. Dengan tingkat suku bunga acuan nol persen, The Fed hendak membanjiri pasar dengan uang segar. Risiko akan munculnya inflasi dinilai tidak penting. Dengan begitu, bank sentral AS ibaratnya meruntuhkan jembatan dari politik mata uang, karena tidak ada lagi ruang gerak bagi penurunan suku bunga lebih lanjut. Pertanyaannya kini, apakah direktur The Fed, Ben Bernanke akan memerintahkan pencetakan uang baru, untuk memicu inflasi ? Indikasinya menunjukan, ia siap melakukan segala cara untuk mengusir iblis deflasi.
Juga harian Belanda Trouw yang terbit di Den Haag berkomentar senada :
Suku bunga nol persen tidak akan dapat mencegah deflasi. Memang dengan mencetak uang baru, harga barang konsumen dapat diturunkan hingga 1,7 persen dibanding bulan sebelumnya. Akan tetapi kombinasi antara tingginya angka pengangguran dengan ketakutan deflasi berupa periode terus merosotnya harga-harga, justru membuat warga cemas. Kebijakan serupa yang diterapkan di Jepang dari tahun 2001 hingga 2006, justru memicu ketakutan bank untuk mengucurkan kredit, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Sementara harian Swiss Neue Zürcher Zeitung yang terbit di Zürich berkomentar :
Para direktur Bank Sentral AS ibaratnya para pengelola sistem, yang tidak mampu lagi mengendalikan instalasinya, akan tetapi dengan tidak sabar dan dengan marah terus mengalirkan listrik arus kuat lewat kabel yang sudah terbakar. Keputusan menurunkan suku bunga acun nyaris ke titik nol, lebih menunjukan kesan keputus asaan ketimbang tindakan tegas. Walaupun The Fed terus mempertahankan argumentasinya, bahwa dengan menurunkan tingkat suku bunga hingga mendekati nol, terus memburuknya situasi pasar dapat diperangi, karena dengan itu dapat dirangsang lagi pengambilan kredit, konsumsi, investasi dan produksi.
Tema lainnya yang dikomentar harian-harian internasional adalah nominasi Steven Chu, pemenang hadiah Nobel fisika menjadi menteri energi dan pakar perlindungan lingkungan Ken Salazar sebagai menteri dalam negeri dalam kabinet mendatang di bawah presiden Barack Obama.
Harian Jerman Braunschweiger Zeitung yang terbit di Braunschweig berkomentar :
Obama merangkul tokoh-tokoh yang memiliki kompetensi tinggi dalam kabinetnya. Motto Obama dalam pidato kemenangannya, bahwa kemenangan itu bukanlah reformasi, kini diwujudkan dalam pemilihan personal kabinet. Para pakar politik memuji, bahwa presiden terpilih bertindak tepat. Sebab sasaran seorang presiden terpilih akan meleset, jika dalam masa transisi ia ceroboh memilih personal kabinetnya. Contohnya adalah presiden Jimmy Carter yang tersandung tema ini, sehingga tidak mampu merangkul semua warga.
Dan terakhir harian konservatif Swedia Svenska Dagbladet yang terbit di Stockholm berkomentar :
Obama bukan Superman. Jika dalam situasi yang menguntungkan ini Obama tidak menetapkan prioritas, maka ia akan seperti jagoan dalam film. Superman akan semakin lemah jika mendekati elemen dari planetnya. Dalam arti, runtuhnya ekonomi tidak dapat dicegah. Bagaimana ia sekarang akan merumuskan kebijakan paket penangulangan krisisnya, merupakan keputusan menentukan dalam masa jabatannya nanti sebagai presiden.