Bayang-Bayang Indonesia di Balik Pemilu Belanda
13 Maret 2017Jajak pendapat terakhir menunjukkan persaingan ketat antara partai liberal konservatif Perdana Menteri Marc Rutte VVD dan partai ultra konservatif PVV dari politisi anti Islam Geert Wilders.
PVV sempat lama memimpin dalam jajak pendapat, namun dalam beberapa jajak pendapat terakhir, VVD kembali ke posisi puncak dengan perkiraan 23 sampai 27 kursi. Sedangkan partai Geert Wilders diperkirakan berada sedikit di bawahnya.
Sekalipun di atas angin, VVD tetap saja akan kehilangan banyak dari 41 kursi yang dimilikinya saat ini di parlemen yang beranggotakan 150 orang. Marc Rutte masih tetap harus berjuang keras merebut kursi Perdana Menteri untuk ketiga kalinya.
Di belakang kedua figur itu kini muncul satu nama baru di kancah politik Belanda: Jesse Klaver, pimpinan partai ekologis kiri Groenlinks. Politisi muda berusia 30 tahun itu oleh media disebut-sebut sebaai "Trudeau dari Belanda" karena tampangnya yang ganteng dan pembawaannya yang mantap dan penuh percaya diri.
Jesse Klaver pandai menggunakan media sosial dan pertemuan-pertemuan kecil untuk menyebarkan gagasannya. Dia kini dilihat sebagai "kuda hitam" dalam pemilu hari Rabu. Menurut jajak pendapat, Klaver kemungkinan bisa merebut 16 kursi untuk partainya, berarti empat kali lebih banyak dibanding pemilu sebelumnya.
Lalu apa hubungan semua ini dengan Indonesia? Marc Rutte, 50 tahun, dikabarkan sangat senang masakan Indonesia. Hampir setiap malam minggu dia menyantap makanan Indonesia bersama ibunya yang sudah berusia lanjut.
Rutte adalah tipikal politisi sederhana yang berasal dari kelas menengah yang punya profesi sebagai guru sekolah atas. Dia masih menggunakan mobil dan telpon genggam tua, dan tetap tinggal di apartemen yang diberlinya setelah lulus dari Universitas Leiden.
Jesse Klaver berasal dari keluarga imigran. Ibunya masih setengah berdarah Indonesia, ayahnya berasal dari Maroko. Para pendukungnya juga menyebzut dia "Obama Belanda". Mereka getol meneriakkan slogan "Jesse We Can!"
"Di Belanda, kita harus menunjukkan bahwa populisme kanan bisa dihentikan, dan ada alternatinfya. Alternatifnya adalah kita," kata Klaver yang berulangkali menegaskan pentingnya keterbukaan dan toleransi.
Geert Wilders, 53 tahun, biasa membakar semangat pendukungnya dengan slogan-slogan anti imigran dan anti Islam. Sejak pembunuhan sutradara Belanda Theo van Gogh oleh seorang Islam militan, Wilders selalu dikawal polisi. Dia sering sekali menerima ancaman pembunuhan.
"Saya tidak tahu lagi, bagaimana rasanya menyeberang jalan sendirian," kata Geert Wilders mengenai pengawalannya yang sudah berlangsung 13 tahun. "Misi saya adalah menjamin agar Belanda, berbeda dengan saya, tetap bisa merasakan kebebasan" kata dia.
Ibu Geert Wilders adalah anak seorang serdadu Belanda yang lahir di Indonesia. Geert tumbuh sebagai anak bungsu di kota Limburg, yang merupakan persimpangan perbatasan dengan Belgia dan Jerman.
Sebagai remaja, Geert pernah magang di Israel. Dia sering melakukan perjalanan menyusuri Eropa Timur dan beberapa kali berkunjung ke Iran. Istrinya keturunan imigran asal Hungaria. Sampai sekarang mereka sering mengunjungi keluarganya di Budapest.
Banyak partai lain yang sudah menyatakan tidak akan bekerjasama dengan partai Geert Wilders, karena retorika anti imigran dan anti Islamnya.
Pemilihan parlemen di Belanda diikuti oleh 28 partai politik yang memperebutkan hampir 13 juta suara pemilih.
hp/rn (rtr, afp, dpa)