1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Benda-benda Terbang Bermunculan di Ketinggian, Ada Apa?

15 Februari 2023

Setelah balon besar yang menghebohkan ditemukan di langit AS, makin banyak benda terbang yang bermunculan dan ditembak jatuh di AS dan Kanada. Dari mana asalnya dan apa fungsinya masih misterius.

https://p.dw.com/p/4NSn8
Balon raksasa di langit AS yang ditembak dengan rudal dari jet tempur
Balon raksasa di langit AS yang ditembak dengan rudal dari jet tempurFoto: RANDALL HILL/REUTERS

Penembakan "balon spionase” yang dicurigai berasal dari Cina pada awal Februari sempat menjadi berita utama di hampir seluruh media dunia. Balon itu kemudian ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Namun, itu bukan akhir ceritanya karena beberapa hari kemudian ada tiga "benda terbang” yang ditemukan militer AS dan Kanada, dan semuanya akhirnya ditembak jatuh. Dari mana asalnya dan apa fungsinya masih misterius.

Insiden terakhir terjadi pada hari Minggu (12/02), setelah Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi penembakan benda terbang di atas Danau Huron, yang terletak di perbatasan antara Amerika Serikat dan Kanada. Objek dengan struktur segi delapan dan bergantungan benang-benang itu berada enam kilometer di atas negara bagian Michigan. Menurut pihak berwenang, objek itu diklasifikasikan sebagai bahaya bagi lalu lintas udara sipil.

Sebelumnya, militer AS mengatakan telah menembak jatuh sebuah "benda terbang tak dikenal" di atas negara bagian Alaska pada hari Jumat (10/02). Benda itu jauh lebih kecil daripada balon raksasa yang menghebohkan, dan tidak memiliki sistem penggerak atau pengendali sendiri. Objek lainnya dihancurkan dalam operasi bersama oleh pesawat tempur Kanada dan AS di wilayah Yukon, Kanada, pada hari Sabtu (11/02). Menurut Kanada, bentuknya seperti silinder dan seukuran sebuah mobil kecil.

Anggota US Navy mengumpulkan sisa-sisa balon raksasa yang ditembak dengan rudal
Anggota US Navy mengumpulkan sisa-sisa balon raksasa yang ditembak dengan rudalFoto: U.S. Fleet Forces/U.S. Navy photo/REUTERS

Dari mana asalnya?

Departemen Pertahanan AS mengatakan, masih belum jelas apa sebenarnya ketiga benda terbang itu. Komandan Komando Utara AS Glen VanHerck berbicara tentang "benda yang sangat, sangat kecil". Dia tidak menjelaskan bentuk atau ukurannya, tetapi mengatakan benda itu bergerak sangat lambat. Sejauh ini, tidak diketahui secara pasti dari negara mana asalnya dan apa fungsinya. Puing-puing benda itu mungkin bisa memberi informasi lebih banyak, jika berhasil dikumpulkan.

Sedangkan "balon raksasa Cina" yang ditembak jatuh di wilayah udara AS pada 4 Februari lalu, yang diduga memata-matai instalasi militer AS, menjadi objek yang paling banyak menarik perhatian. Tingginya sekitar 60 meter dan diisi dengan gas helium. Menurut seorang pakar AS, balon itu bisa berisi alat spionase berharga yang mungkin dikendalikan dengan kecerdasan buatan. Misalnya kontrol penyesuaian ketinggian dan dengan kemampuan mengirim data yang dikumpulkan ke pangkalannya.

Cina sejak awal menolak semua tuduhan spionase dan terus berbicara tentang "balon cuaca" yang telah melayang lalu hilang kendali diterpa angin keras. "Pesawat sipil" itu secara tidak sengaja memasuki wilayah udara AS karena situasi "force majeure", kata Cina.

Namun, AS kelihatannya yakin balon itu memang digunakan untuk tujuan spionase. Cina telah mengerahkan "armada" di lebih 40 negara, kata Departemen Pertahanan AS. Namun, tentang benda-benda terbang lainnya, Pentagon lebih berhati-hati dan belum memberi penilaian. Karena memang banyak lembaga penelitian publik dan swasta yang juga menembakkan balon penelitian mereka ke atmosfer pada ketinggian itu.

Apa fungsinya?

Sisa-sisa balon raksasa Cina sudah dikumpulkan oleh anggota Angkatan Laut AS, termasuk dengan menggunakan robot selam tak berawak. Fungsi balon itu mungkin baru bisa diketahui setelah pemeriksaan lebih lanjut atau mungkin juga hasil penelitiannya tidak akan dipublikasikan.

Menurut laporan stasiun televisi Jerman, ZDF, Amerika Serikat juga sudah menjadi sasaran pengintaian dengan balon jauh sebelum insiden di awal Februari. Tiga balon semacam itu misalnya terbang tanpa gangguan di atas Amerika Serikat selama masa kepresidenan Donald Trump.

Cina sekarang balik menuduh AS dan mengatakan merasa terancam oleh "balon-balon spionase AS" yang terbang di ketinggian di atas Cina, dalam setahun terakhir saja lebih dari 10 kali. Ini dilakukan tanpa izin dari Republik Rakyat Cina, kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin di Beijing.

Ditanya bagaimana Cina akan menanggapi penerbangan tanpa izin di atas wilayahnya, juru bicara kementerian luar negeri menekankan, tanggapan negaranya terhadap insiden semacam itu akan "bertanggung jawab dan professional”.

(hp/ha)