Berburu Oleh-Oleh dan Kuliner Asli dari Frankfurt
10 Mei 2019Selama tinggal di Frankfurt am Main, Hessen, saya melihat bahwa di setiap negara bagian (Bundesland) dan kota di Jerman memang punya keunikan dan kebanggaannya masing-masing. Di Köln ada Kölsch, bir favorit khas kota itu, lalu bagaimana dengan Frankfurt, di tepi sungai Main?
Setiap malam minggu, Ebbelwoi Kneipe selalu dipenuhi banyak warga Frankfurt yang menikmati makanan khas mereka: Frankfurter Schnitzel mit grüner Soße, atau dalam bahasa lokalnya: "grie Soß", sembari ditemani uniknya rasa minuman Ebbelwoi (Apfelwein atau sider apel). Bagi yang bukan berasal dari negara bagian Hessen, dua kata ini mungkin terasa asing karena keduanya adalah dialek Hessisch. Grie Soß dalam Hochdeutsch adalah grüne Soße (saus hijau), dan Ebbelwoi adalah Apfelwein (sider apel).
Schnitzel khas Frankfurt dengan saus hijau
Nama grie Soß memang bukan hanya terkenal di Frankfurt tetapi juga di negara-negara lain. Ciri khas saus hijau dari Frankfurt ini ada pada tujuh jenis tumbuhan herbal, yakni: borage (Boretsch), chervil (Kerbel), cress (Kresse), peterseli (Petersilie), Pimpinelle, sorrel (Sauerampfer) dan lokio (Schnittlauch) yang dihaluskan. Ketujuh herbal ini ditanam di ladang herbal khusus yang diatur oleh pemerintah kota Frankfurt. "Grüne Soße" tidak hanya dimakan dengan "Frankfurter Schnitzel" tapi juga bisa dengan apa saja, termasuk hamburger! Saking bangganya dengan grüne Soße, Frankfurt sampai memiliki tugu Grüne-Soße-Denkmal di bagian kota Oberrad.
Ebbelwoi atau Äppelwoi
Sebenarnya Apfelwein bukan produk asli Hessen. Namun dibawa dari Roma dan Yunani yang terlebih dahulu menciptakan Wein dari buah-buahan sejak 2500 tahun lalu. Pada tahun 1638, Apfelwein tersebar luas sehingga pemerintah kota Frankfurt akhirnya mengesahkan standard dan prosedur pembuatan Apfelwein.
Keunikannya juga terletak pada gelas dan kendinya, yang disebut dengan ‘der Gerripte‘ dan ‘Bembel‘. Bembel terbuat dari tanah liat yang dibentuk dan dibakar kemudian diwarnai dengan pewarna biru kobalt (Kobaltsmalte). Bembel pada umumnya memiliki beberapa ukuran, yakni 2er, 4er, 5er, 7er dan 10er. Untuk Bembel berukuran besar dan berat, ada alat bantu penuang yang dipasang, yaitu ‘Faulenzer‘. Satu gelas Gerippte biasanya berukuran 250-300 ml.
Untuk kalian yang belum terbiasa minum Apfelwein murni (pur), bisa menambahkan air mineral agar aroma dan rasanya tidak terlalu kuat. Restoran Apfelwein ada di hampir seluruh penjuru kota Frankfurt, namun kawasan Sachsenhausen yang punya restoran Apfelwein terbanyak, dan mereka memproduksi Apfelwein sendiri. Beberapa nama restoran-restoran ini juga diambil dari kisah lokal Frankfurt seperti "Fraa Rauscher aus de Klappergass" dan cerita anak-anak "Struwwelpeter", yang ditulis seorang dokter asal Frankfurt, Heinrich Hoffmann.
Minuman khas Mispelchen
Seperti halnya ouzo yang diminum di akhir makan malam di Yunani, Frankfurter juga punya Mispelchen, yang biasa dipesan di restoran atau di pasar Natal (Weihnachtsmarkt). Mispelchen adalah minuman beralkohol yang terdiri dari Calvados (apple brandy asal Perancis) dan buah Mispel (Mespilus germanica atau disebut juga buah loquat). Buah Mispel biasanya dipanen pada akhir musim gugur atau awal musim dingin, karena udara yang dingin membantu agar rasanya tidak terlalu asam dan buahnya tidak keras. Karena waktu matang buahnya singkat, biasanya yang disajikan adalah buah mispel kalengan. Rasa mispel kalengan biasanya manis dan sedikit asam, hampir menyerupai rasa aprikot.
Oleh-oleh asli Frankfurt
Banyak turis yang berbelanja aksesoris maupun cenderamata di pusat kota tua yang disebut Römer. Sayangnya, kebanyakan barang di sini bukan buatan asli Frankfurt. Kalau ingin berbelanja cenderamata asli buatan desainer lokal Frankfurt, bisa pergi ke Brückenviertel di Alt-Sachs. Selain terkenal dengan makanan dan Apfelwein, daerah ini juga terkenal dengan toko-toko unik berdesain individual. Dari toko pakaian dewasa, mainan anak, pudding Apfelwein hingga pernak-pernik asal Frankfurt yang memiliki sentuhan personal, karena jumlah barang yang ditawarkan terbatas dan handmade.
Saya sendiri suka berbelanja di toko atau pasar yang menjual barang handmade atau yang stoknya terbatas, karena menurut saya secara tidak langsung kita mendukung ide desainer, penjahit dan pekerja lokal lainnya.
Salah satu produk yang saya beli untuk dipakai di rumah maupun untuk teman-teman adalah ‘‘Kischedischdischdicher‘‘ (ini lap piring dalam dialek Hessisch). Desainernya Marion Pohl juga membuat produk-produk lain seperti topi dan bantal ‘‘Ei Gude‘‘ (bahasa Jermannya: hallo wie geht's – halo apa kabar) atau gantungan kunci ‘‘Lebbe geht wieder‘‘ (Das Leben geht weiter – hidup berjalan terus) atau ‘‘Netuffreesche‘‘ (nicht aufregen – jangan gusar). **
* Sharen Song adalah mahasiswi asal Bandung yang saat ini berkuliah di Johann Wolfgang von Goethe Universität di Frankfurt am Main.
** DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: [email protected]. Sertakan satu foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri.