Brasil Majukan Ekspor Sastra
11 Oktober 2013Sebagai tamu kehormatan pameran buku Frankfurt, negara Amerika Latin terbesar itu hadir bersama para penulis dan penerbit negaranya untuk meraih perhatian pasar.
"Kami ingin menunjukkan, bahwa kami mengenal pasar internasional dan bisa menjual buku-buku kami", jelas Karine Pansa, Ketua Asosiasi Buku Brasil, CBL. Pasar buku Jerman dinilainya sangat menjanjikan.
Brasil sebelumnya tidak dikenal sebagai negara pengekspor kesusastraan. Sebaliknya, sebagai pembeli lisensi penerbitan. Kini Kementrian Kebudayaan Brasil ingin mengubahnya hingga tahun 2020, dan telah menginvestasikan 35 juta dolar untuk pemasaran karya-karya penulis Brasil.
Dengan dana publik itu, Brasil membiayai penerjemahan dan penulisan karya, serta program-program pertukaran dan kehadiran Brasil dalam pameran-pameran buku internasional.
Tampil Berambisi di Frankfurt
Pemerintah Brasil berinvestasi enam juta dolar untuk acara kebudayaan yang mendampingi pameran buku di Frankfurt. Selain pagelaran tari dan musik, serta berbagai proyek video dan pementasan teater. Dengan 2500 meter persegi, luas paviliunnya tahun ini sekitar 8 kali lebih besar dari tahun lalu.
"Frankfurt merupakan awal dari kampanye ini“, jelas Ketua CBL, Karine Pansa. Para penerbit juga turut berpromosi. Untuk proyek „Penerbit Brasil“, sekitar 53 penerbit bergabung dengan CBL dan badan promosi ekspor, Apex.
Ini bukan pertama kalinya Brasil menjadi tamu kehormatan Pameran Buku Internasional di Frankfurt. Pertama kalinya di tahun 1994. Ketika itu, Brasil belum banyak dikenal di pasar buku internasional dan tampil dengan penulis-penulis klasik kenamaan seperti Jorge Amado, João Ubaldo Ribeiro dan Machado de Assis.
Kini, 20 tahun kemudian, Brasil tampil dengan motto "Brasil – sebuah negara penuh suara“, dengan banyak karya penulis muda.
Tidak Menampilkan Klise
"Brasil tampil dalam kekinian dan global", ungkap Antonio Martinelli, kurator Brasil untuk pameran buku Frankfurt. "Kami secara sadar tidak menunjukkan klise-klise exotis ".
„Salah satu kesalahan Brasil pada tahun 1994 adalah menghentikan program dukungan penerjemahan usai pameran bukunya“, menurut Karine Pansa hal itu yang menyebabkan menghilangnya karya-karya penulis Brasil dari pasaran di Jerman. "Padahal justru inilah yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di pasar-pasar buku internasional“.
Brasil tampaknya telah belajar dari pengalaman. Dalam dua tahun terakhir, Brasil telah mendanai 311 penerjemahan. Untuk pasar buku bahasa Jerman, sedikitnya sudah 63 karya diterjemahkan.