Budaya Mengingat Secara Ofensif
27 Januari 2014Andrea Sailer, seorang guru senior sedang memimpin sebuah tur “Fanprojekt München” yang diselenggarakan oleh sebuah instansi tenaga kerja muda di Jerman. Ia menunjuk ke luar jendela berterali, ke sebuah lapangan latihan. “Di luar sana dulu untuk bermain sepak bola”, kata Sailer. “Tahanan harus bertanding melawan pasukan SS”.
Kamp konsentrasi Dachau yang berada di dekat München dulunya digunakan untuk menahan sekitar 200.000 orang. Lebih dari 41.000 orang meninggal, sementara banyak lainnya yang dipindahkan ke kamp-kamp lain.
Sejak lima tahun, ia dan bersama 'Fanprojekt München' mengorganisir sebuah tur kelompok. Dengan sepak bola sebagai perantara minat mereka, kami bisa menggapai kaum muda secara emosional, kata Eberhard Schulz dari gereja Versönungskirche, yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Inisiatif dari Italia
Ini merupakan bagian dari lima puluh proyek Fanprojekt München. Para pekerja sosial bepergian bersama kelompok mereka ke Auschwitz, Sachsenhausen dan bahkan ke Israel. Andrea Sailer harus berhati-hati untuk menerjemahkan kisah sejarah itu ke dalam dunia kehidupan para remaja tersebut. Ia mengatakan, ia tak boleh terkesan menggurui mereka secara moral, akan tetapi ia harus menerangkan tentang diskriminasi yang dulu ada, sehingga hal itu tak lagi terulang sekarang, misalnya lewat mobbing di sekolah.
Kegiatan, seperti yang dilakukan di Dachau akan dilakukan di hari peringatan Holocaust internasional pada tanggal 27 Januari di banyak stadion dan rumah-rumah perkumpulan. Inisiatif peringatan untuk “hari peringatan sepak bola“ datang dari Italia. Riccardo Pacifici, presiden komunitas Yahudi di Roma telah menciptakan sebuah budaya peringatan yang dilakukan di stadion-stadion di Italia.
Para aktivis perdamaian gereja Dachau meniru tradisi ini, untuk dilakukan di stadion-stadion di Jerman sejak tahun 2005. Sejak saat itu, orang sudah berkumpul di acara ini untuk ke sepuluh kalinya. Pertengahan Januari sudah berkumpul sekitar 270 penggemar, ilmuwan serta fungsionaris untuk mengikuti workshop, seminar dan ceramah serta konser.
Kekuatan Perdamaian di Warsawa
Apakah sepak bola bisa berkontribusi bagi diskusi intensif? Ahli sejarah Wolfgang Benz, kepala pusat penelitian anti semitismus di Berlin mengatakan, ia skeptis sepak bola bisa jadi perantara yang tepat, agar remaja mengerti sepenuhnya masalah Nazi dan lebih dari sekedar merasa bersimpati pada korban.
Para inisiator hari peringatan itu ingin setidaknya mengajak orang untuk berpikir. Dengan tujuan itu pakar sejarah dari Freiburg, Dithelm Blecking mengemukakan pentingnya pemberontakan di Warsawa tahun 1944. Pemberontakan itu menjadi satu-satunya pemberontakan bersenjata selama perang berlangsung. 1 Agustus mendatang, pemberontakan itu akan diperingati untuk ke tujuh puluh kalinya.
Blecking dan beberapa ilmuwan sejarah dari Polandia ingin mengadakan pertandingan persahabatan antara tim remaja Polandia dan Jerman di stadion baru di Warsawa, untuk menggalakkan perdamaian. “Banyak perusuh Polandia dan fans yang menjadi anggota kelompok ekstrim kanan,“ kata Blecking. Ia menambahkan, kami ingin memberi tanda jelas, agar kelompok ekstrem kanan tidak bisa mengacuhkannya.