230311 Serie Trainer Teil 3
25 Maret 2011Gelombang pergeseran pelatih dapat merusak kehormatan Bundesliga. Itu setidaknya menurut pelatih tim nasional Jerman, Joachim Löw. Selang beberapa jam pasca dipecatnya Michael Skibbe dari Eintracht Frankfurt, Christoph Daum langsung ditunjuk mengisi posisi yang kosong. Menjadi perubahan pelatih terbaru di liga bergengsi Jerman.
Dalam 15 hari terakhir, Bayern München, Schalke 04, Hamburg SV, Freiburg, Bayer Leverkusen, VfL Wolfsburg telah mendahului Frankfurt dan mengambil keputusan untuk mengganti pelatih mereka. Baik dengan segera maupun di akhir musim. Schalke yang berada di semifinal Liga Champions melepas Felix Magath yang langsung dipekerjakan Wolfsburg dua hari berikutnya.
Manajer timnas Jerman, Oliver Bierhoff, melontarkan kritik yang lebih pedas dari Löw. Ia menyerukan peraturan yang lebih ketat bagi para pelatih. Bertentangan dengan usul pelatih Bayern hingga akhir musim, Louis van Gaal, untuk membuat jendela transfer bagi pelatih layaknya masa transfer bagi pemain. Van Gaal menilai pergantian antara Magath dengan Ralf Rangnick sebagai suatu kegilaan di dunia sepakbola.
Sementara itu, van Gaal mendapat keluhan dari striker Bayern, Miroslav Klose, yang sudah tidak asing lagi dengan bangku cadangan. Sepanjang musim, Klose baru sekali main penuh selama 90 menit. Klose mengaku lega tidak akan bekerjasama lagi dengan van Gaal musim depan. Keluhan-keluhan dari pemain seperti ini yang menjadi alasan di balik banyak pergeseran pelatih.
Setiap pelatih berbeda. Ada yang memperlakukan pemain layaknya anak sendiri. Metode yang digunakan juga berbeda-beda. Sebenarnya apa yang membuat seorang pelatih layak disebut pelatih yang baik?
Dosen psikologi untuk jurusan guru sepak bola di Universitas Olahraga Köln, Werner Mickler, berkomentar, "Tidak ada itu yang namanya pelatih yang baik. Harus pintar-pintar menyesuaikan diri dengan situasi. Tidak semua pelatih bisa cocok dengan setiap klub yang ada. Bayangkan kalau Louis van Gaal melatih VfL Bochum. Pasti semua orang akan berkomentar, 'Saya tidak dapat membayangkannya.'"
Seorang pelatih yang bergabung dengan sebuah klub di tengah musim, umumnya tidak memiliki pengaruh banyak kepada tim. Sebagai contoh, pengaruh terhadap komposisi skuad. Jadi pelatih tersebut harus melihat klub barunya dengan fitur yang sudah ada dan membuatnya berhasil. Mickler menjelaskan, "Bagaimana caranya saya mengubah sedikit elemen-elemennya sehingga semuanya cocok? Pemikiran seperti ini 80-90 persen umumnya bisa diwujudkan dalam olahraga prestasi. Sedangkan sisanya 5-6 persen memang usaha keras."
Yang paling penting adalah cara mengatasi pemain, dewan klub dan staf. Mickler memberi contoh salah seorang pelatih paling berpengalaman di Bundesliga, Jupp Heynckes. "Dia bukan hanya pelatih, dalam arti ia mengajarkan pemain apa yang harus dilakukan. Tapi seseorang yang bisa membantu seorang pemain berkembang. Ia punya banyak pengalaman hidup hingga mampu membantu seseorang menjalani hidup," papar Mickler.
Heynckes memiliki otoritas yang terkesan alamiah diantara pemain-pemain muda. Tapi menurut Mickler, seorang pendatang baru yang tidak memiliki banyak pengalaman dan kisah sukses, bahkan tidak pernah bermain untuk liga bergengsi, bisa mendapatkan otoritas semacam ini. "Christoph Daum meniti karir dari nol. Ia adalah contoh seorang pelatih tidak harus pernah main di Bundesliga untuk menjadi pelatih yang sukses," Mickler memberi contoh.
Pengalaman tentunya berperan penting. Namun eksperimen juga bisa menjadi kunci menuju sukses. Pelatih timnas U-20 Jerman, Frank Wormuth, berbagi rahasia, "Ujung-ujungnya seorang pelatih harus menggunakan semua kemampuannya untuk menang dan meraih 3 poin. Baru ia berada di jalur yang benar."
Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer, yakin Bundesliga akan kembali normal. Menurutnya, musim ini bukan merupakan awal dari suatu tren namun sebuah pengecualian.
Fritz, Olivia/rtr/dpa/Carissa Paramita
Editor: Vidi Legowo-Zipperer