Buruh Kembali Gelar Demo May Day, Ini Tuntutannya
2 Mei 2022Sejumlah asosiasi pekerja/buruh menggelar dua kali aksi untuk peringatan hari buruh sedunia atau May Day. Aksi awal dilakukan pada 1 Mei 2022 dan selanjutnya 14 Mei 2022. Pada aksi peringatan May Day Minggu (01/05) kemarin, massa sempat menggelar aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka mengusung tiga tuntutan, salah satunya meminta pemilihan umum (pemilu) tetap dilakukan pada 2024.
"Satu meminta KPU menyelenggarakan pemilu jurdil. Dua, meminta KPU mengkampanyekan tolak politik uang dan didiskualifikasi sebagai parpol peserta pemilu. Tiga, meminta KPU melaksanakan pemilu tepat waktu pada 14 Februari 2024," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Minggu (01/05).
Dari KPU, massa aksi bergeser ke kawasan Bundaran HI untuk menyuarakan dua tuntutan lainnya. Pertama, meminta turunkan harga bahan-bahan pokok (minyak goreng, daging, tepung, dan lainnya), termasuk menolak rencana kenaikan BBM Pertalite dan elpiji 3 kilogram (kg).
"Karena selama tiga tahun, upah minimum riil buruh tidak pernah naik dan daya beli buruh merosot tajam sebesar 30%. Sehingga kenaikan harga bahan pokok, BBM, LPG 3 kg akan mencekik buruh dan rakyat kecil," ujarnya.
Kedua, menolak omnibus law UU Cipta Kerja.
"Bilamana pemerintah dan DPR memaksakan membahas kembali UU Cipta Kerja, maka bisa dipastikan Partai Buruh serta elemen serikat buruh dan organisasi kemasyarakatan yang lain akan melakukan mogok nasional yang diikuti jutaan kaum buruh," tegasnya.
Untuk diketahui, dalam peringatan May Day 2022 ini massa buruh menggelar dua kali aksi yakni pada 1 Mei dan 14 Mei mendatang. Alasannya, May Day kali ini berdekatan dengan momen Lebaran sehingga banyak buruh yang sudah pulang kampung.
"Hari ini (01/05), aksi May Day awalan 100-an orang dilakukan di KPU dan puncaknya dilakukan pada 14 Mei 2022 di Jakarta 100 ribu orang," kata Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat kepada detikcom. (ha)
Baca selengkapnya di: Detik News