CDU dan SPD Sepakat Mulai Konsultasi Pra-Koalisi
1 Desember 2017Kalangan partai menyatakan bahwa pimpinan CDU, CSU dan SPD telah sepakat untuk memulai pembicaraan awal dengan tujuan membentuk koalisi pemerintahan. Hal tersebut disepakati untuk menghindari kevakuman terlalu lama di Jerman. Inilah haslil pertemuan antara para pimpinan partai Kamis malam (30/11) di Istana Bellevue, Berlin, atas undangan Presiden Frank-Walter Steinmeier. Demikian diberitakan kantor berita Reuters.
Selanjtunya disebutkan, para pimpinan partai juga membahas model-model pemerintahan minoritas yang selama ini lumrah dipraktekkan di beberapa negara Eropa. Namun mereka sepakat, pemerintahan minoritas semacam itu sulit diterapkan untuk Jerman.
Namun keputusan untuk memulai putaran konsultasi pra-koalisi masih harus disetujui oleh Kongres Partai SPD, yang akan dilakukan minggu mendatang.
Angela Merkel, Martin Schulz dan Ketua Umum CSU Horst Seehofer untuk pertama kalinya setelah pemilu bertemu dan membahas kemungkinan kerjasama.Setelah pemilu akhir September lalu, SPD dengan tegas menyatakan tidak akan melanjutkan koalisi besar dengan fraksi CDU/CSU dan akan beroposisi. Namun ternyata, upaya Merkel menggalang koalisi dengan Partai Hijau dan kubu Liberaldemokrat FDP gagal, setelah FDP menghentikan perundingan pra-koalisi.
Desakan kepada SPD pun makin kuat agar menerima undangan Merkel untuk melakukan konsultasi baru. Terutama Presiden Frank-Walter Steinmeier, anggota SPD, yang mendesak partainya sendiri agar membuka diri. Akhirnya, Martin Schulz setuju bertemu dengan Angela Merkel.
Opini publik tampaknya juga mendorong perubahan sikap SPD. Menurut jajak pendapat terakhir yang dilakukan harian bergengsi Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ), 61 persen pemilih Jerman ingin agar SPD memasuki perundingan koalisi dengan kubu konservatif.
Majalah mingguan Jerman Der Spiegel menulis, pertemuan hari Kamis di Istana Bellevue itu adalah langkah penting bagi Kanselir Merke.
"Bagi Merkel, ini adalah perjuangan untuk kelangsungan hidup politiknya," kata Spiegel. "Merkel harus melakukan segalanya untuk menempa aliansi ini - satu-satunya opsi yang akan memastikan pemerintahan yang stabil."
Namun perundingan tersebut dibayangi oleh „pembelotan" pejabat Menteri Pertanian Christian Schmidt (CSU), yang mengabaikan kesepakatan koalisi mengenai sebuah isu yang disengketakan dalam sebuah pertemuan Uni Eropa. Walaupun Merkel dan SPD secara tegas menyatakan tidak ingin memperpanjang ijin zat pembasmi hama Glyphosat, Schmidt justru memberi suara setuju di uni Eropa, sehingga ijin zat berbahaya itu diperpanjang untuk lima tahun ke depan. Padahal Kantor Kekanseliran sebelumnya sudah menelpon Menteri Schmidt dan menjelaskan situasinya agar memberi suara abstain.
Akibat kejadian itu, Merkel sekarang berada di bawah tekanan untuk membujuk lagi SPD, yang menyatakan "sangat kecewa" dengan tindakan Menteri Pertanian.
Salah satu jajaran pimpinan SPD Carsten Schneider mengatakan kepada televisi ARD bahwa episode tersebut menunjukkan "Madame Merkel tidak bisa mengendalikan tokonya".
Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel kepada televisi ZDF menegaskan: "Jangan mengharapkan hal itu (perundingan pra-koalisi) akan berjalan dengan cepat."
Sementara itu, Menteri Negeri Thomas de Maiziere (CDU), salah satu orang kepercayaaan Angela Merkel, berusaha meredam situasi dan tampil optimis.
"Kami serius akan berusaha membangun pemerintahan yang stabil dengan Sosialdemokrat, jika SPD sudah siap," katanya kepada harian FAZ.
hp/vlz (dpa, afp)