Cek Fakta DW: Disinformasi terkait Pelaku Penembakan Trump
15 Juli 2024Di antara narasi-narasi palsu seputar upaya pembunuhan terhadap calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, ada beberapa yang terkait dengan identitas tersangka pelaku.
FBI sebelumnya telah mengidentifikasi tersangka sebagai Thomas Matthew C., yang nama lengkapnya tidak dapat disebutkan sesuai dengan perlindungan pers Jerman terhadap hak-hak pribadi tersangka. Tersangka tersebut tewas sesaat setelah dia menembak Trump.
Pihak berwenang mengatakan bahwa tersangka tidak membawa tanda pengenal dan pihaknya menggunakan DNA dan metode lain untuk mengonfirmasi identitasnya.
Meski FBI telah merilis identitas tersangka, masih banyak unggahan di media sosial yang terus menyebarkan informasi yang salah dan membingungkan mengenai identitas pelaku penembakan tersebut. Berikut beberapa di antaranya.
Klaim: Mark V. adalah pelaku penembakan.
Cek Fakta DW: Salah
Tak lama setelah insiden serangan itu terjadi, klaim palsu mulai menyebar di berbagai platform media sosial, yang menyatakan bahwa pelaku adalah seorang aktivis Antifa bernama Mark Violets. Banyak akun yang membagikan tangkapan layar unggahan media sosial tentang klaim ini, seperti yang terlihat pada foto. Unggahan itu juga menyematkan foto seorang pria berkacamata hitam.
Foto yang menyertai unggahan itu sebenarnya adalah foto seorang warga Italia bernama Marco Violi, yang tidak ada hubungannya dengan penembakan di Pennsylvania. Menurut profil di akun Instagram-nya, dia merupakan seorang jurnalis dan lebih banyak melaporkan hal-hal seputar dunia sepak bola.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Dalam sebuah unggahan berbahasa Italia di Instagram-nya, Violi menyatakan bahwa dia sedang berada di Roma pada saat kejadian dan diberitahu tentang berita palsu itu melalui pesan-pesan yang membanjiri ponselnya.
"Saya sedang di Roma dan saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, kecuali tontonan Sky TG24 di Italia, yang masih saya pantau," tulis Violi. Dia juga menyebutkan akan mengajukan komplain "terhadap akun X yang menyebarkan berita palsu itu dan semua berita utama yang menyebarkannya."
Violi juga telah mengunggah beberapa video di kanal YouTube-nya, yang menunjukkan latar belakang ruangan yang sama dengan foto yang tersebar luas.
Klaim: Pelaku mengunggah video setelah serangan, yang mengklaim polisi telah menangkap orang yang salah.
Cek Fakta DW: Salah
Sebuah video dan foto yang tersebar di media sosial X, menunjukkan seorang pria berambut pirang panjang dengan kemeja biru, yang mengaku sebagai pelaku penembakan dan mengklaim pihak berwenang menembak orang yang salah. "Nama saya Thomas Matthew C.. Saya benci Partai Republik, saya benci Trump. Coba tebak? Anda salah orang!" tulis unggahan tersebut.
Faktanya, ini adalah video parodi yang dibuat oleh pengguna X. Kemudian, di unggahan lainnya, pengguna itu juga mengatakan bahwa videonya hanyalah lelucon. Pengguna di akun X itu juga langsung menggembok akunnya, setelah video dan foto itu menjadi viral. Profilnya saat ini tidak tersedia untuk umum.
Namun, banyak orang masih membagikan video dan foto yang mengklaim bahwa itu berasal dari penyerang yang sebenarnya.
Bahkan media-media utama juga ikut terjebak dalam upaya penyebaran informasi palsu ini, seperti dua jaringan media dari India, situs berita Ukraina dan juga Rumania.
Klaim: Tersangka bukanlah Thomas Matthew C., tetapi Maxwell Y.
Cek Fakta DW: Salah
Masih belum jelas bagaimana nama Maxwell Y. muncul tak lama setelah percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump terjadi. Tetapi, nama itu menyebar dengan cepat di media sosial.
Beberapa pengguna bahkan mengunggah foto seorang pria berambut cokelat panjang, dan mengklaim bahwa orang di dalam foto tersebut adalah tersangka yang telah dibunuh di tempat oleh pasukan keamanan.
Pemeriksaan fakta kami menunjukkan bahwa foto yang beredar itu memang benar adalah seorang pria bernama Maxwell Y., tapi dia tidak ada kaitannya dengan insiden yang terjadi pada Sabtu (13/07) di Butler, Pennsylvania. Fakta itu kami temukan saat mencari nama tersebut dan menggunakan teknologi pencarian gambar.
Laporan media pada 2016 mengungkapkan bahwa Maxwell Y. pernah terlibat dalam bentrokan antara pendukung Trump dan pengunjuk rasa di Pittsburgh. Saat itu, Maxwell Y. ditangkap dan fotonya dipublikasikan di beberapa laporan media berita.
Upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump ini telah menimbulkan tersebarnya gelombang informasi yang salah di media sosial. Tim cek fakta DW menyarankan untuk selalu berhati-hati dan berpikir kritis sebelum membagikan berita atau rumor apa pun di saat-saat sensitif seperti ini. (kp/gtp)