Cina Bidik Praktik Korupsi di Militer
1 Agustus 2014
Presiden Cina, Xi Jinping mengklaim dirinya akan menindak keras perilaku korupsi di dalam tubuh militer. Ia mendesak serdadu meninggalkan praktik tersebut dan menegaskan kesetiaannya kepada Partai Komunis. Pernyataannya tersebut dirilis oleh sejumlah media pemerintah, Jumat (1/8).
Komitmen mengentaskan korupsi di tubuh militer muncul beberapa hari setelah Partai Komunis memulai investigasi terhadap bekas Kepala Keamanan Nasional, Zhou Yongkang. Ia adalah pejabat tertinggi yang menjadi terdakwa korupsi dalam program pemberantasan korupsi pada pemerintahan Cina di bawah Xi Jinping.
Xi yang berkunjung ke markas besar militer di provinsi Fujian, Kamis (31/7) kemarin --dalam rangka merayakan ulang tahun ke-87 Tentara Pembebasan Rakyat Cina-- mengimbau prajurit agar menjalankan tugas utamanya. "Tekad kami adalah menghukum praktik korupsi dan mempertahankan citra baik angkatan bersenjata dari awal hingga akhir," katanya.
Loyalitas Terhadap Partai
Ia mengingatkan para prajurit agar menghindari apa yang oleh Partai Komunis disebut sebagai "empat budaya" - formalisme, birokrasi, hedonisme dan pemborosan. Juni silam Partai Komunis mengumumkan akan menyeret Xu Caihou, salah seorang perwira senior militer, ke pengadilan atas dakwaan korupsi.
Xu tahun lalu mengakhiri karirnya sebagai Wakil Ketua Komisi Sentral Militer yang sangat berpengaruh. Ia juga mengundurkan diri sebagai anggota Politbiro Partai Komunis Cina tahun 2012 silam.
Presiden Xi yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Sentral Militer berulangkali mengingatkan agar fungsionaris bersikap loyal terhadap partai.
Modernisasi Militer dan Pemberantasan Korupsi
Xi sebelumnya menyatakan pihaknya bertekad mengakhiri praktik korupsi di tubuh militer. Komitmen tersebut muncul seiring dengan program modernisasi militer Cina buat mengimbangi kekuatan regional di kawasan perairan yang diperebutkan, yakni Laut Cina Timur dan Selatan.
Ia menekankan pentingnya loyalitas militer kepada Partai Komunis Cina. "Kekuasaan absolut partai terhadap militer harus ditaati tanpa persyaratan apapun." Xi juga meminta militer melakukan lebih banyak latihan untuk memperbaiki kemampuan tempur.
Kendati memiliki kekuatan 2,5 juta pasukan, Pasukan Pembebasan Rakyat Cina tidak pernah terlibat dalam perang sejak beberapa dekade terakhir.
rzn/ap (rtr,dpa)