Cinta di Era Breaking News
17 Agustus 2012Apakah cinta bisa muncul karena berita?
Setiap hari Breaking News menyajikan wajah Indonesia yang bopeng: korupsi para elit pemerintah dan partai, korupsi berjamaah di parlemen. Penyerangan atas Ahmadiyah, penggusuran atas kaum miskin.
Itulah wajah Indonesia yang kita lihat setiap jam melalui berita singkat televisi.
Tapi apakah gambaran tentang diri kita semurung itu?
Ada baiknya sejenak kita mengambil jarak. Tinggalkan Breaking News dan mari lihat gambaran yang lebih besar:
Di tengah krisis dunia, ekonomi Indonesia tumbuh menakjubkan. Pada saat hampir semua negara menderita akibat krisis, pertumbuhan kita justru naik menjadi 6,5 persen tahun lalu. Paling lambat tahun depan, diperkirakan Indonesia akan masuk jajaran 15 negara dengan GDP diatas satu trilyun dollar.
Lembaga pemeringkat ekonomi Fitch percaya bahwa akhir tahun depan, Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara penghutang bisa jadi akan berubah menjadi negara pemberi hutang. Inilah yang menyebabkan Fitch dan juga Moody's menaikkan rating Indonesia.
Tentu saja sebagaimana trend dunia, booming ekonomi Indonesia juga mengakibatkan timbulnya kesenjangan.
Hal baik memang gampang kita lupakan. Sekedar mengingatkan: Indonesia telah tiga kali menggelar pemilihan umum yang demokratis, setelah tigapuluh tahun lebih dipimpin rejim otoriter.
Indeks Freedom House mengkategorikan Indonesia sebagai negara bebas. Kita, adalah satu diantara sangat sedikit negara berpenduduk muslim yang punya demokrasi. Meski ancaman mayoritarianisme mengintip, seiring bangkitnya konservatisme agama.
Kita sering lupa dengan potret besar itu: bahwa kita berada di jalur yang benar. Jalan yang memberi kebebasan politik dan pada saat bersamaan menciptakan perbaikan ekonomi.
Selalu ada alasan bagi kita untuk tetap optimis dan mencintai Republik.
Indonesia adalah proyek yang belum final. Mengutip Chairil Anwar “Kerja belum selesai. Belum apa-apa…“
Selamat hari kemerdekaan.
Andy Budiman
Editor: Hendra Pasuhuk