Daftar Imigrasi untuk Keamanan di Jerman?
19 Februari 2013Kasus terbaru mengejutkan badan keamanan Jerman. Mohamad Arifi tokoh yang digolongkan sebagai radikal Islamis, meskipun ada larangan berkunjung berhasil sampai ke Jerman. Tanpa hambatan, Arifi dapat berkhotbah di mesjid-mesjid di Heidelberg dan Berlin, meskipun ia dicurigai mendukung kelompok Islamis di Suriah dan menyerukan untuk perjuangan bersenjata. Bagaimana hal ini dapat terjadi saat ini masih dicari penjelasannya.
Namun itu bukan kasus tunggal. Jumlah kedatangan ilegal dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sekitar 18 persen, menjadi lebih dari 21 ribu. Selain itu masih ada sekitar 5000 kasus dimana batas ijin berkunjung legal selama tiga bulan di Jerman, dengan diam-diam tapi tidak sesuai hukum dilewati oleh para pengunjung. Bagi semua kasus pelanggaran ini tampaknya kurang sistem peringatan.
Di antara negara-negara yang terletak di kawasan dalam Uni Eropa tidak ada lagi pengawasan di perbatasan negara. Jerman secara geografis terletak di tengah Uni Eropa, dan oleh karena itu mengandalkan pengawasan negara-negara yang berada di perbatasan luar Uni Eropa.
Rencananya – Sebuah Sistem Peringatan
Menurut pemikiran Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich, pengawasan lamanya ijin berkunjung di Uni Eropa dan Jerman harus berjalan lebih baik. Saat ini ada dua kelompok. Yakni anggota kelompok negara-negara yang selama ini memerlukan secara mutlak visa untuk berkunjung Jerman, misalnya warga dari Amerika Serikat, Afrika atau Rusia dan anggota dari kelompok negara yang saat ini dapat mengunjungi Jerman tanpa visa. Yaitu semua warga Uni Eropa dan warga dari Kosta Rika, Malta atau Irlandia Utara.
Bagi para pengunjung yang wajib mengajukan visa kini sudah berlaku: Kedutaan besar dan Konsulat di negara bersangkutan memeriksa ketat, apa tujuan kunjungan mereka ke Jerman, bagaimana biaya kehidupan dan perjalanan ditanggung dan bagaimana perjalanan pulang setelah kunjungan mereka di Jerman.
Pengkajian visa tersebut, meskipun ada skandal uang sogok untuk visa antara tahun 2000 – 2004, tampaknya cukup berjalan baik. Tahun 2012 saja dari perwakilan Jerman di seluruh dunia dari sekitar 2 juta permohonan visa, 138 ribu ditolak. Alasan paling sering: Pertimbangan keamanan. Tapi Rusia dan Turki ingin memperlonggar kewajiban visa yang ketat ini bagi warganya atau bahkan mencabutnya. Pemerintah Jerman juga ingin memenuhi permintaan negara-negara ini atau negara lainnya, tapi hanya dengan syarat, jika diciptakan sistem pengganti bagi visa. Jika tidak, akan terjadi hilangnya pengawasan, demikian keterangan dari Kementerian Dalam Negeri Jerman.
Dalam rencana daftar kedatangan dan kepulangan, diharapkan dapat meliputi data semua orang dan dengan demikian dapat menikmati ijin tinggal untuk 90 hari. Sebelum berkunjung, mereka harus melaporkan diri secara online dan mencantumkan secara tepat, apa yang akan dilakukan di Uni Eropa atau di Jerman.
Keuntungan Catatan Kunjungan
Saat ini masih terdapat banyak celah, bagaimana orang dapat menghindari persyaratan visa, demikian dilaporkan politisi yang membahas tema ini di Berlin. Banyak warga Rusia misalnya berangkat dari St. Petersburg ke Finlanda untuk kemudian berkunjung ke Jerman. "Kami tidak tahu kapan mereka datang, dan kapan mereka pergi lagi.“ Demikian dilaporkan Michael Hartmann, anggota partai SPD pada Dewan Dalam Negeri Parlemen Jerman yang ingin menerapkan sistem pengawasan seragam di Uni Eropa. "Kekacauan selama ini harus diakhiri.“ Pada saat ini tidak ada seorang pun yang bisa melihat secara keseluruhan.
Reinhard Grindel, yang mewakili partai pemerintah CDU pada Dewan Dalam Negeri Parlemen Jerman (Bundestag) menekankan, menurut pandangannya keuntungan terpenting dari daftar kedatangan dan keberangkatan adalah, "Siapa yang setelah tiga bulan tidak keluar lagi, di masa depan terhadapnya dapat dilakukan pengawasan terarah.“ Meski demikian Grindel memperhitungkan daftar pengunjung baru dapat terwujud paling cepat dua sampai tiga tahun mendatang.
Kritik dari Oposisi
Perkiraan dari Reinhard Grindel terutama tergantung pada pemilu yang akan digelar di Jerman musim gugur tahun ini. Hasilnya belum dapat diramalkan .Namun tanpa memperhatikan hasil pemilu sudah dilontarkan kritik terhadap rencana daftar kedatangan dan keberangkatan dari jajaran mitra koalisi pemerintah Partai FDP, yang ingin menjamin berlakunya perlindungan data. Partai Hijau dan Partai Kiri khawatir akan adanya pengawasan negara yang terlalu ketat.
Memet Kilic, tokoh politik bidang dalam negeri dari Partai Hijau menunjuk pada apa yang sistem yang sudah ada yakni „Sistem Informasi Schengen.“ Sistem pengusutan semacam ini sekarang pun sudah tidak berlaku benar. Kilic juga memandang pada rencana-rencana yang akan dijalankan dan pengumuman menteri dalam negeri Friedrich „dengan mencontoh pelaksanaan yang dilakukan di Amerika Serikat“
Jadi mereka yang gemar bepergian misalnya dibantu dengan Token, yakni sebuah alat teknik pelaporan, dipermudah pendaftaran di perbatasan. "Apa yang terjadi jika alat itu hilang atau dicuri?“ tanya Kilic, yang juga melihat adanya celah pada sistem pelaporan yang baru. Michael Hartmann dari partai sosial demokrat SPD menekankan, bahwa tujuannya sama sekali bukan membuat data keamanan tentang daftar kunjungan dan keberangkatan. Kekhawatiran bahwa di masa depan juga akan dilakukan sistem data biometeri, seperti yang akan diolah di Amerika Serikat, dibantah oleh Reinhard Grindel dari partai pemerintah CDU. „Saya tidak yakin, bahwa kita masih mengharap, karena kita dari pengalaman dengan Sistem Informasi Schengen sudah mengetahui, bahwa persyaratan teknis tidak selalu memadai.“
Dukungan dari Brussel
Tahun 2008 lalu Komisaris urusan Dalam Negeri Uni Eropa kala itu Franco Frattini sudah mengusulkan adanya sistem perbatasan dan pengawasan terpusat Eropa, yang bahkan akan mengerahkan pesawat tanpa awak yang digerakkan melalui satelit di perbatasan selatan dan timur Uni Eropa. Tapi rencananya itu lama tidak mengalami kemajuan. Hal itu sekarang dapat berubah. Sampai akhir Februari Komisi Eropa mengajukan usulan-usulan untuk proses aturan daftar pelaporan di seluruh Uni Eropa. Ini dapat menjadi angin segar bagi rencana Jerman.