Dalai Lama Yakin Akan Terjadi Perubahan Kebijakan Cina Menyangkut Tibet
3 Agustus 2009Meski sudah 50 tahun meninggalkan ibukota Tibet, Lhasa, Dalai Lama tidak pernah kehilangan harapannya:
„Terdapat semakin banyak cendikiawan dan pakar Cina, yang menunjukan ketertarikan dan dukungan terhadap masalah Tibet. Ini memberikan kami harapan.”
Pemimpin spiritual Tibet itu percaya akan ada perubahan demokrasi di China, meski membutuhkan waktu yang begitu panjang. Karena rangkaian panjang pembicaraannya dengan pemimpin Cina tidak juga membuahkan hasil, pemimpin spiritual Tibet itu memperkuat kontaknya dengan masyarakat sipil Cina:
“Tahun lalu saya telah banyak berjumpa dengan para intelektual, ilmuwan dan para pakar Cina. Menguntungkan, menjalin kontak dengan mereka. Pada tanggal 6 Agustus nanti kami akan mengorganisir simposium dengan para intelektual Cina, ilmuwan dan pakar. Kami ingin mendengar opini dan masukan dari mereka.“
Simposium ini akan berlangsung di Jenewa. Sementara hari Minggu lalu, di Frankfurt, jam istirahat makan siang dimanfaatkannya menjumpai para intelektual Cina yang tinggal di Jerman. Dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle, Dalai Lama menunjukkan keyakinannya, bahwa tren demokratisasi di tatanan global, juga akan menjangkau Cina:
„Dulu, ketika saya masih di Cina, saya banyak mendengar tentang marxisme dan leninisme. Tapi kini orang tak lagi mendengar tentang itu. Yang dipentingkan kini hanyalah kekuasaan. Lain tidak. Dulu, orang berujar, imperialisme Amerika mempraktikkan kapitalisme dan terkait perkembangan kemasyarakatan, kapitalisme sudah pasti akan gagal. Namun kegagalan ini sebenarnya belum terjadi. Kesemuanya ini berputar balik. Dulu sosialisme pegang peranan di Cina, kini kapitalisme. Disini terlihat bahwa Cina beradaptasi dengan tren dunia. Zaman sistem totaliter yang penuh kekangan ini akan berakhir.“
Dalai Lama mengaitkannya dengan demokratisasi dalam lembaga-lembaga Tibet di pengasingan. Tahun lalu saat menghadiri Konferensi Eksil Tibet, walaupun ia dihujani kritik karena mengambil jalan moderat dalam penyelesaian masalah Tibet, namun kebanyakan rakyat mengikuti langkah yang diambilnya. Jalan ini bukan untuk mencapai kemerdekaan Tibet sepenuhnya, melainkan otonomi budaya dan agama di Tibet:
„Kesimpulannya, otonomi yang saya cita-citakan: pemerintah pusat menaruh perhatian pada pertahanan dan kebijakan luar negeri. Isu lokal, seperti budaya, agama, lingkungan, ekonomi, dan lainnya diatur oleh pemerintah lokal Tibet.”
Dalai Lama menggarisbawahi bahwa dia pun berbicara bagi warga Tibet yang tidak tinggal di dalam wilayah otonomi Tibet. Pada tahun lalu, rakyat Tibet yang bermukim di Provinsi Sichuan dan Qinghai juga berdemonstrasi menuntut otonomi lebih banyak. Orang-orang ini tidak boleh diabaikan begitu saja. Dalai Lama mengusulkan dilakukannya penelitian independen:
“Apabila disimpulkan tercatat bahwa 99 persen rakyat Tibet bahagia, itu artinya informasi yang kami berikan salah. Kemudian kami akan secara terbuka meminta maaf, telah menyampaikan informasi yang salah di masa silam. Namun apabila ternyata warga Tibet tidak bahagia, maka pemerintah Cina sebaiknya menerima kenyataan itu dan mendisain kebijakan sesuai dengan realita tersebut.”
Matthias von Hein / Ayu Purwaningsih
Editor : Dewi Gunawan