Dampak Gempa Yogya Lebih Buruk Dibanding Tsunami?
21 Juni 2006Belum sampai 3 pekan lalu Aktion Deutschland Hilft, Aksi Bantuan Jerman dalam konferensi persnya mengatakan, jumlah bantuan yang diperlukan untuk bantuan segera dan pembangunan kembali untuk gempa bumi Yogyakarta sebesar 10 juta dollar. Hal itu berdasarkan perkiraan kebutuhan dana yang disampaikan pemerintah Indonesia. Sekarang untuk gempa Yogya, Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta dana 103 juta dollar untuk bantuan segera selama 6 bulan dan untuk pembangunan kembali.
„Banyak orang merasa dibiarkan begitu saja. Jumlah bantuan bukan hanya sangat sedikit, bahkan terlalu sedikit. Banyak daerah yang sama sekali tidak tersentuh bantuan. Seorang petani mengatakan kepada kami, tolonglah kirimkan tenaga bantuan sukarela untuk membantu menyingkirkan puing-puing. Orang-orang segera memerlukan bantuan dan mereka memang membutuhkannya.“
Demikian dikatakan Christoph Ernesti, dari Aktion Deutschland Hilft, Aksi Bantuan Jerman yang kemarin baru kembali dari kawasan bencana Yogyakarta. Dikatakannya perkiraan situasi akibat gempa bumi, terlalu dianggap remeh. Baik oleh organisasi bantuan internasional, terutama oleh pemerintah Indonesia.
Sekarang sudah dipastikan terdapat 1, 2 juta orang penduduk Yogyakarta yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi. Jumlah itu masih lebih tinggi, jika dibanding dengan angka korban kehilangan tempat tinggal akibat tsunami di Aceh dan Srilanka; dua kawasan yang mengalami kerusakan paling parah akibat bencana tsunami. Hal ini dibenarkan pimpinan Care International Jerman Dr. Wolfgang Jamann
„Jumlah korban tewas memang tidak terlalu besar seperti dalam bencana tsunami. Dan di pekan pertama setelah bencana terjadi kami memperkirakan setengah juta orang yang kehilangan tempat tinggal. Sekarang orang dapat melihat lebih jelas besarnya kerusakan akibat gempa, terutama rumah-rumah yang hancur. Dan kami memperkirakan jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa menjadi lebih dari satu juta orang. Jumlah yang jauh lebih besar dari bencana Tsunami di Aceh.“
1,2 juta orang kehilangan tempat tinggal, ini berarti empat ratus ribu rumah yang hancur. Dan berarti pula masih diperlukan bantuan, tapi dari 103 juta dollar dana yang dibutuhkan, sampai sekarang baru terkumpul seperlimanya. Bila hanya 25 juta dollar yang terkumpul apa yang akan terjadi di Yogyakarta. Menurut Wolfgang Jamann
„Memang upaya membantu diri sendiri di Indonesia sangat besar, jadi tidak hanya tergantung dari bantuan luar negeri. Tapi agar masyarakat di Indonesia dapat membantu dirinya sendiri, diperlukan bahan-bahan dan petunjuk. Orang-orang membutuhkan obat-obatan dan sebagian juga membutuhkan penyuluhan. Kami juga tidak ingin, orang-orang membangun rumah sedemikian rupa yang seandainya terjadi gempa bumi lagi, kembali hancur. Jika dana yang dibutuhkan tidak tercapai, kualitas pembangunan kembali tidak akan seperti yang diharapkan“
Sementara itu Christoph Ernesti dari Aksi Bantuan Jerman mengatakan kurangnya dana bagi korban gempa bumi Yogyakarta, akibat publikasi tentang situasi di kawasan gempa kurangnya publikasi di media Jerman. Menurut Ernesti
„Tentu saja karena perhatian saat ini terarah ke sepak bola, hal yang saya rasakan juga di negara Anda. Tapi itu menjadi masalah besar, karena kami masih membutuhkan dukungan.“