Dan Sang Badai Pun Belum Berlalu
Bagaimana wajah Filipina duabelas bulan setelah badai Haiyan mengamuk? Kota Tacloban yang luluh lantak kini berangsur pulih. Namun beda kisahnya dengan kawasan pedalaman.
Kekuatan Alam
Badai "Haiyan" pertama kali tiba di pulau Samar, Filipina dengan kecepatan angin 380 kilometer per jam. Belangiga, salah satu desa termiskin di kawasan itu, dibuat rata dengan tanah, kecuali sebuah gereja yang masih berdiri kokoh. Hingga kini 13.000 penduduk desa belum memiliki tempat tinggal permanen.
Pembangunan Kembali
Sekelompok buruh di desa Quinapondan memindahkan bahan bangunan. Berbagai organisasi bantuan seperti Palang Merah menjalankan program "uang untuk kerja." Penduduk yang membantu pembangunan kembali mendapat upah untuk menghidupi keluarga.
Tanpa Atap
Ribuan keluarga di kawasan bencana hingga kini masih hidup di kamp pengungsi dan perumahan darurat. Dalam kondisi seperti ini, korban yang selamat akan sulit bertahan hidup jika badai kembali mengamuk.
Emas Biru
Pasokan air bersih masih menjadi masalah di kawasan bencana. Pasalnya hingga kini pemerintah dan organisasi bantuan masih kesulitan memperbaiki jaringan air bersih. Sebab itu penduduk masih harus berbagi sumber air yang ada.
Pertanian Luluh Lantak
Ladang sawah dan perkebunan kelapa yang menjadi satu-satunya sumber pemasukan penduduk setempat luluh lantak oleh badai. Butuh waktu bertahun-tahun hingga kawasan bencana bisa pulih seperti semula.
Kapal Baru Tidak Mengubah Nasib
Badai juga menghancurkan kapal-kapal nelayan, seperti milik Dioscoro Villaceran yang telah melaut sejak 30 tahun. Kendati mendapat sumbangan kapal baru, sang nelayan tetap kesulitan mencari nafkah. "Penduduk sekarang lebih miskin dan tidak mampu membeli ikan," ujarnya.
Pemakaman di Palo
Pemakaman masal di depan gereja kota Palo, pulau Leyte. Angka resmi menyebutkan 6000 korban jiwa akibat bencana badai Haiyan. Namun pemerintah memperkirakan jumlah yang tewas mencapai 10.000 orang.
"Eva Jocelyn"
Sembilan kapal kontainer terdampar di pantai kota Tacloban. Pemerintah awalnya berencana menjadikan salah satu kapal, "Eva Jocelyn" sebagai tugu peringatan. Namun penduduk lokal menolak lantaran trauma kolektif yang melekat pada kapal tersebut. Eva Jocelyn pun akan dibesituakan.
Kepahitan Tak Berbatas
Tidak ada negara lain yang mengalami siklon tropis lebih sering ketimbang Filipina. Kendati begitu, penduduk yang kenyang badai itu tetap mengalami trauma besar akibat bencana yang disisakan oleh Haiyan.