Dari Jakarta ke Kassel: ruangrupa dalam Panggung Seni Jerman
6 Maret 2019Kelompok seni asal Jakarta, ruangrupa, ditunjuk menjadi pengarah artistik dan kurator untuk pagelaran seni ternama Jerman, documenta. Seluruh anggota Finding Comittee, panitia yang terdiri dari pakar seni ternama yang bertugas menyeleksi kandidat, sepakat untuk memilih ruangrupa di antara nominasi lainnya. Berlokasi di kota Kassel, Jerman, ruangrupa bertugas untuk memimpin pagelaran lima tahunan tersebut yang akan digelar pada 18 Juni hingga 25 September 2022.
Deutsche Welle berbincang dengan ruangrupa untuk mengetahui lebih lanjut konsep yang mereka tawarkan dan persiapan yang dilakukan.
Deutsche Welle: ruangrupa aktif berpartisipasi pada bermacam event seni internasional, seperti Gwangju Biennale, Istanbul Biennial, dan kini akan memimpin documenta 15 di Jerman. Bagaimana proses pendekatan yang dilakukan ruangrupa untuk aktif ambil bagian dalam event-event internasional tersebut?
ruangrupa: Kami selalu melakukan kerja berjejaring. Bekerja melalui jaringan kerja, baik nasional maupun internasional, antara sesama pekerja seni visual adalah hal yang sangat ditekankan di ruangrupa karena kesadaran tentang kota tidak bisa digarap sendiri. Dalam berbagai program, ruangrupa mengundang seniman-seniman dari berbagai kota di Indonesia dan dari berbagai negara di luar negeri, untuk sama-sama duduk membicarakan kota lalu mengeksekusinya dalam bentuk karya seni visual. Dalam program yang digarap bersama dengan seniman atau peneliti dari kota lain tersebut, terjadi perbandingan-perbandingan mengenai konteks kota masing-masing, sehingga ruangrupa bisa memiliki referensi.
ruangrupa adalah salah satu dari sepuluh kandidat untuk menjadi pengarah artistik di documenta 15 dan menang dengan suara bulat dari Finding Committee. Bisa ceritakan awal proses ruangrupa menjadi salah satu nominasi?
Prosesnya cukup panjang, diawali dengan diminta oleh pihak documenta mengirimkan concept note. Lalu penajaman konsep, diwawancara di Kassel oleh sepuluh orang, yang diantaranya adalah direktur museum dan galeri seni ternama di dunia, seperti Ute Meta Bauer (Direktur pendiri Center for Contemporary Art Singapura), Frances Morris (Direktur Tate Modern Art Gallery, London, Inggris) Charles Esche (Direktur Van Abbemuseum, Eindhoven, Belanda) dan Jochen Volz (Direktur Pinacoteca Sao Paulo, Brazil). Proses keseluruhannya memakan waktu dari September 2018 sampai Februari 2019.
Siapa saja sembilan kandidat lain yang menjadi lawan ruangrupa?
Sampai saat ini kami tidak tahu siapa saja yang masuk nominasi karena prosesnya yang cukup tertutup dan ketat.
Konsep seperti apa yang ditawarkan hingga bisa memenangkan hati para anggota Finding Committee?
Konsep yang kami tawarkan adalah "Lumbung". Lumbung adalah tempat di mana padi yang dihasilkan oleh masyarakat disimpan sebagai sumber daya bersama di masa depan.
Jika documenta diselenggarakan atas dasar niat mulia untuk menyembuhkan luka-luka Eropa pasca perang, bukankah kita harus memperbesar niat ini untuk menyembuhkan luka-luka lain yang berakar pada kolonialisme, kapitalisme, keterpencilan dan patriarki?
Belajar dari berbagai pengalaman ruangrupa dalam memanfaatkan bangunan institusional sebagai bentuk artistik, kami mengusulkan kolaborasi pada documenta untuk berimajinasi, mengutak-atik, bereksperimen dan mengeksekusi model "koperasi". Lumbung sebagai model tata kelola sumber daya akan berfungsi sebagai titik pusat praktik ini.
Apa yang akan ruangrupa suguhkan untuk documenta 15 di tahun 2022 nanti?
Kami akan bekerja dengan banyak pihak, yang bukan hanya dari kalangan seniman saja, tapi dari berbagai lintas disiplin yang selama ini menunjukkan konsistensi kerja dan sesuai dengan konsep yang kami sebutkan di atas.
Ada konsep "Dari dan Untuk Kassel". Dari Kassel: kami melihat documenta sebagai kumpulan sumber daya, yang berlokasi di tengah kota tetapi memiliki fungsi dalam skala global melalui ekosistem seni kontemporer. Kami menganggap documenta sebagai mitra yang sempurna bagi ruangrupa untuk menerapkan konsep yang berbeda dan memahami keberlanjutan dalam mendukung praktik seni kontemporer yang memiliki dampak sosial.
Untuk Kassel: kami memvisualisasikan edisi dokumenta yang didasarkan pada kota Kassel dan sistem yang ada di dalamnya dan mewujudkannya dengan beberapa strategi yang berfokus pada minat saat ini seperti pendidikan alternatif, model ekonomi regeneratif dan pentingnya seni dalam praktik sosial. Strategi-strategi ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pameran seni yang besar di venue reguler documenta, serangkaian real practice 1: 1 dalam layanan publik Kassel (seperti sekolah, universitas, bank, rumah sakit) dan program publik. Skema "Dari dan Untuk" dengan menempatkan Kassel di tengah proses adalah sesuatu yang konversasional, yang dimaksudkan untuk melahirkan praktik dan bentuk seni hibrida yang tidak terduga.
Persiapan apa saja yang sudah atau mulai dilakukan?
Kami akan mengawalinya dengan riset di berbagai tempat, baik di Indonesia sendiri maupun di berbagai negara di dunia. Setelah itu kami akan memulai memilih kurator dan mengajak sejumlah ahli di bidang teknologi dan ekonomi untuk bergabung dalam proses tersebut.
Apa tantangan yang ruangrupa hadapi dalam mempersiapkan documenta 15?
Rentang waktu proses persiapan dokumenta yang memakan waktu hampir 4 tahun adalah tantangan tersendiri. Di dalam prosesnya pasti ada sangat banyak hal menarik yang bisa terjadi, sehingga kami juga harus mempersiapkan diri untuk beradaptasi terhadap segala perubahan ataupun kejutan dalam masa persiapan ini. Kami tentunya akan bekerja sesuai apa yang sudah kami lakukan selama ini melalui praktik kerja kolektif yang dikerjakan dengan penuh kesenangan.
na/hp (dw)