Kisah Perempuan Tangguh Relawan Pengurus Jenazah Korban Covid-19
Liezha Yuvita Sikku adalah salah satu dari sedikit perempuan relawan yang mengurus dan memakamkan korban COVID-19. Ia ingin membayar nikmat kehidupan yang masih dimiliki.
Selalu siap sepanjang waktu
Liezha Yuvita Sikku (32) di Klaten, Jawa Tengah, terjun sebagai salah satu relawan pemusalaraan jenazah dan pemakaman korban COVID-19. Perempuan yang dipanggil Vita ini mengatakan tugasnya tidaklah mudah. Memakai APD saja menurutnya bisa memakan waktu 30 menit sampai 1 jam. Dalam foto, Vita (kiri) baru saja selesai memakai perlengkapan APD sambil bercakap dengan rekannya.
Membayar nikmat kehidupan dari Tuhan
Vita menjadi satu dari sedikit relawan pemulasaran Jenazah Covid-19 di Kabupaten Klaten. Dalam sebuah status di instagramnya, ia mengatakan bahwa menjadi relawan dan mengurus jenazah terpapar COVID-19 adalah cara membayar nikmat kehidupan yang diberikan oleh Tuhan kepadanya yang masih bernyawa.
Tidak pilih-pilih penugasan
Vita melakukan semua penugasan, termasuk selalu siap ketiga dipanggil di tengah malam atau bahkan dini hari. Dia tidak hanya mengurus jenazah sebelum dimasukkan ke dalam peti, tetapi juga ikut memakamkan dan mendoakan jenazah tersebut.
Tetap bekerja mengelola website
Menjadi relawan dengan jam tugas yang tidak menentu, tidak hanya tengah malam tetapi juga sampai dini hari, tidak menjadikan Vita melupakan tugasnya sebagai pengelola website di Balai Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Di siang hari, dia tetap berkantor sesuai jam kerja.
Satu dari sedikit relawan perempuan
Vita adalah satu dari sedikit relawan perempuan untuk mengurus jenazah korban pandemi di desanya, bahkan di tingkat kabupaten. Meski begitu, dia mengaku diperlakukan sama dengan relawan lainnya dan tidak ada diskriminasi. Di foto, Vita (kanan tengah) sedang berkoordinasi dengan sesama rekan yang kebanyakan adalah laki-laki.
Bertugas di dapur umum
Tidak hanya bertugas di pemulasaraan jenazah. Ibu dua orang anak ini juga berperan di dapur umum seperti berbelanja dan memasak untuk rekan-rekan relawan di Forum Relawan Klaten Selatan (Forkles). Ia bergabung di Forkles sejak Juni 2021 saat jumlah korban wabah corona COVID-19 sedang berada di puncaknya di Klaten.
Sering pulang malam dan pernah dicurigai tetangga
“Dulu pernah saya dicurigai, sudah jauh dari suami, pulangnya malam, dini hari, bahkan tidak pulang. Tetangga mempertanyakan apa yang saya lakukan,” tutur Vita sambil tersenyum. Menurut Vita, kecurigaan seperti itu sudah lumrah dan biasa dia hadapi. “Saya tetap aktif ikut PKK juga, menjaga hubungan dengan tetangga, menjadi relawan, dan bekerja,” ujarnya. (ae)