Merkel Kunjungi Israel
4 Oktober 2018Kanselir Jerman Angela Merkel berada di Israel pada hari Kamis(04/10), seminggu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh para pemimpin Eropa "memanjakan para diktator Iran".
Kedua pemimpin itu berencana melanjutkan konsultasi rutin pemerintahan antar kedua negara yang berhenti pada tahun 2017, setelah Merkel menyatakan ketidaksetujuannya atas pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat.
Kritikan PM Israel
Netanyahu diperkirakan akan menekan Merkel dan para pemimpin Uni Eropa lainnya untuk mengikuti langkah pimpinan Presiden AS Donald Trump dan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Berbicara di Majelis Umum PBB pekan lalu, Netanyahu mengklaim bahwa Uni Eropa telah mengadopsi kebijakan "appeasement" atau "penentraman" terhadap Teheran. Kata "penentraman" merujuk pada usaha diplomatik yang dilakukan oleh sebuah negara untuk menghindari konflik. Itu adalah sebuah kata yang menggambarkan bagaimana para pemimpin Eropa telah gagal untuk dalam mengikuti kebijakan "appeasement" dengan Adolf Hitler sepanjang tahun 1930-an.
Netanyahu juga menyebutkan soal tuntutan "benar-benar gila" Uni Eropa atas Israel, termasuk seruan untuk berhenti menggusur warga Palestina untuk pembangunan pemukiman kembali.
Jerman menentang pembongkaran desa
Menjelang kedatangan Merkel pada hari Rabu(03/10), anak-anak di desa Tepi Barat, Khan al-Ahmar memasang poster memohon kepada kanselir untuk menghentikan pembongkaran rumah mereka.
Merkel sebelumnya menyuarakan oposisi terhadap rencana untuk meruntuhkan desa. Di lain pihak, Israel menyatakan bahwa dusun itu dibangun secara ilegal dan nyaris mendekati jalan raya.
Merkel juga berencana mengunjungi Yad Vashem Holocaust Memorial pada hari Kamis (04/10) dan akan menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Haifa.
Para pemimpin negara yang bertemu mengatakan bahwa mereka berencana untuk membahas perdagangan dan inovasi, tetapi kekhawatiran tentang meningkatnya anti-Semitisme di Jerman juga kemungkinan akan jadi tema bahasan.
ap/yf(afp/dpa)