Diplomat Senior Suriah Membelot ke AS
25 Desember 2012Lingkaran kekuasaan Presiden Suriah Bashir Assad kembali mengalami kebocoran setelah salah seorang pejabat berpaling dari Damaskus. Harian Inggris Guardian melaporkan, Jihad Makdissi, diplomat senior di Kementrian Luar Negeri melarikan diri ke Amerika Serikat dan dilaporkan bekerjasama dengan pemerintah di Washington.
Makdissi menjadi salah satu pejabat tertinggi yang membelot usai meninggalkan Suriah menuju Beirut November lalu. Guardian mengkonfirmasikan, Makdissi mendapat suaka politik dari Amerika Serikat. Sebagai gantinya ia harus memberikan informasi penting mengenai proses pembuatan keputusan dan struktur kekuasaan di tubuh rejim Assad. Sejauh ini pemerintah Amerika Serikat menepis kabar tersebut.
Damaskus juga menampik informasi tentang pembelotan Makdissi. Ia cuma mengambil cuti panjang selama tiga bulan.
Konflik Suriah masih Panas
Kendati tidak termasuk lingkaran dalam kekuasaan, Makdissi dikabarkan banyak terlibat kontak dengan Menteri Luar Negeri Walid Muallim dan Menteri Informasi Adnan Mahmud.
Konflik bersenjata di Suriah yang telah berkecamuk selama nyaris dua tahun, hingga kini belum tampak akan mereda. Utusan Khusus PBB, Lakhdar Brahimi yang awal pekan ini masih berada di Damaskus untuk memediasi kedua belah pihak yang bertikai, menggambarkan situasi muram, "Kondisi di Suriah semakin mengkhawatirkan. Kami berharap semua pihak menginginkan solusi damai, yang sangat dibutuhkan rakyat Suriah," katanya seusai bertemu Presiden Assad hari Senin (24/12).
Sementara itu kelompok pemberontak melaporkan sejumlah kemajuan dalam perang melawan serdadu pemerintah. Gerilyawan di provinsi Aleppo memusatkan serangan pada barak-barak militer.
Pemberontak Berganti Taktik
Kolonel Abdel Jabbar al-Okaidi mengatakan kepada kantor berita Reuters, pihaknya telah beralih dari strategi menggempur tentara pemerintah di kota-kota. Saat ini pemberontak mengepung tiga bandar udara militer dan gedung dinas intelejen angkatan udara.
Sasaran strategi tersebut adalah menjaring sebanyak-banyaknya tentara atau perwira yang membelot dan memperlemah basis pertahanan militer. Menurut Okaidi, pemberontak melancarkan serangan balik, lantaran aksi pengepungan gagal melumpuhkan pesawat -pesawat tempur milik angkatan udara.
Okaidi memimpin sekitar 25.000 hingga 30.000 gerilayawan pemberontak di provinsi Aleppo.
rzn/dk (rtr/afp/dpa)