Disfungsi Ereksi Indikasi Masalah Jantung
4 Februari 2013Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang menduga adanya hubungan antara disfungsi ereksi parah dengan serangan jantung dan stroke. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan di Australia dan dipublikasikan di jurnal "PLOS Medicine" adalah yang pertama yang menunjukkan kaitan disfungsi ereksi ringan dengan risiko penyakit kardiovaskular itu. DW berbicara dengan seorang penelitinya, Profesor Emily Banks, menyangkut investigasi kaitan antara disfungsi ereksi dengan penyakit kardiovaskular atau jantung dan pembuluh darah.
DW: Bagaimana cara Anda melakukan penelitian dan apa hasilnya?
Emily Banks: Lebih dari 95.000 pria berusia 45 tahun ke atas, berpartisipasi. Mereka mengisi formulir tanya jawab tentang kesehatan, gaya hidup dan kemampuan ereksi serta mempertahankan ereksi. Kami terus memantau perkembangan kesehatan para responden. Dua atau tiga tahun kemudian kami menemukan, bahwa pria yang menderita disfungsi ereksi parah, risikonya mengalami masalah pembuluh darah naik 60 persen. Bahkan risiko kematian naik dua kali lipat dibanding pria yang tidak bermasalah dengan ereksi.
Intinya, para pria yang punya masalah dengan ereksi bahkan yang tergolong ringan, saatnya untuk pergi ke dokter dan memeriksakan kondisi jantung. Karena temuan kami adalah, disfungsi ereksi punya kemampuan untuk memprediksi risiko penyakit kardiovaskular. Risikonya meningkat pada pria yang mengalami disfungsi ereksi dibandingkan mereka yang tidak bermasalah. Prediksi itu tetap berlaku, bahkan setelah kami melakukan penyelarasan lebih lanjut dengan faktor-faktor kebiasaan pasien, seperti merokok, diabetes, body mas index (BMI), dan kegiatan berolahraga. Risiko disfungsi ereksi tetap di atas faktor risiko tradisionla itu.
Penilaian Risiko
Jadi disfungsi ereksi itu sebenarnya mengindikasikan apa? Apakah risiko segera masalah kardiovaskular, atau sesuatu yang bisa muncul belakangan?
Aksioma kami, pembuluh darah pada penis lebih halus dibanding pembuluh darah jantung atau otak dan lebih sensitif dalam mendeteksi masalah pada sistem pembuluh darah. Sehingga penis bisa berfungsi sebagai semacam sistem peringatan dini. Fokus kami adalah pasien yang bisa segera terancam penyakit kardiovaskular. Kami tidak mengikuti seseorang selama 10 tahun dan mengatakan 'ya, suatu saat nanti Anda akan menderita penyakit ini'. Kami melihat hubungan antara risiko kesehatan dengan disfungsi ereksi, dua tahun setelah kami memulai penelitian.
Ini kami sebut sebagai penilaian risiko. Sesuatu yang memberikan kami informasi tentang kesehatan sistem kardiovaskular.Ini sistem peringatan dini bagi pria.
Anda juga menyebutkan faktor-faktir risiko lain. Bagaimana cara Anda mempertimbangkannya? Disfungsi ereksi juga disebabkan oleh hal-hal lain.
Betul. Disfungsi ereksi bisa disebabkan banyak hal. Termasuk faktor syaraf, hormon dan psikologis. Tapi anggapan umum adalah, disfungsi ereksi mungkin disebabkan penyakit kardiovaskular yang tidak diketahui sebelumnya.
Dalam penelitian, kami mempertimbangkan faktor risiko lain secara statistik. Jadi kami bisa mengatakan, pria dengan disfungsi ereksi parah mengalami kenaikan risiko hingga 60 persen untuk terkena penyakit pembuluh darah. Dalam praktek, kami tahu bahwa kebiasaan merokok menambah risiko terkena penyakit kardiovaskular dan menambah risiko disfungsi ereksi. Jadi penemuan satu faktor risiko saja sudah bisa membantu mengatasi kedua masalah tersebut.
Hal Memalukan!
Ini masalah kesehatan yang enggan diungkap kebanyakan kaum pria. Apakah menurut Anda temuan ini bisa mendorong masyarakat untuk menanggapi masalah ini secara lebih serius?
Saya rasa ini sulit. Ini tema sensitif dan memalukan. Tapi kami tidak hanya membahas disfungsi ereksi pria. Tidak hanya tentang cara menangani masalahnya. Kami ingin agar mereka memeriksa kesehatan jantung. Jadi ini motivasi bagi pria untuk pergi ke dokter dan memeriksakan diri. Kalau Anda mengalami disfungsi ereksi, pesan kami jelas : temui dokter Anda!
Ada banyak cara efektif mencegah dan menangani penyakit kardiovaskular. Di kebanyakan negara barat, angka kematian karena penyakit kardiovaskular menurun drastis, karena penanganan yang baik. Tapi ini tergantung dari kaum pria yang harus pergi ke dokter dengan sendirinya, dan memeriksakan tekanan darah, kolesterol, gula darah, berhenti merokok kalau perlu dan olahraga secara teratur.
Menurut kami, penis benar-benar bisa mengindikasi kondisi kesehatan sistem kardiovaskular. Jika faktor risiko kardiovaskular ditangani secara benar, maka masalah disfungsi ereksi juga bisa mengalami perbaikan.
Emily Banks adalah profesor epidemiologi dan kesehatan umum di Australian National University. Penelitiannya dilaksanakan bersama dengan Sax Intitute, lembaga yang bertujuan untuk menghubungkan para peneliti dengan kebijakan kesehatan dan agen pelayanan kesehatan di negara bagian Australia New South Wales.