Donald Trump Hentikan Dana Bantuan untuk Palestina
25 Agustus 2018Seorang pejabat Departemen Luar Negeri menyebutkan pada hari Jumat (24/08) bahwa keputusan tersebut, diambil ”atas arahan presiden". Bantuan yang seharusnya dialokasikan untuk mendanai program di Jalur Gaza dan Tepi Barat akan "dialihkan untuk proyek lain yang lebih diproritaskan”.
"Kami telah mengevaluasi program bantuan AS kepada pemerintah Palestina dan di Tepi Barat dan Gaza, dan memastikan bahwa dana tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan nasional AS dan para pembayar pajak di AS," ungkap departemen tersebut.
Pemotongan dana AS ke Palestina kali ini terjadi persis setelah Presiden Donald Trump bersama penasehatnya Jared Kushner bersiap untuk menyajikan rencana perdamaian yang belum begitu jelas antara Israel dan Palestina. Pada dasarnya pada anggaran tahun 2018 yang akan berakhir 30 September mendatang, AS berencana untuk menyalurkan dana sebesar 251 juta Dollar ke Palestina untuk mendukung program pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial.
Namun, sejak Januari lalu, AS secara drastis telah mulai membekukan dana bantuan sebesar 65 juta Dollar atau sekitar 850 miliar Rupiah untuk mendanai organisasi PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Organisasi tersebut sejak 1950 telah melayani jutaan pengungsi Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza dan di beberapa negara tetangga Palestina.
Ketegangan akibat Yerusalem
Hubungan antara pemerintah AS dan Palestina mencapai titik terendah setelah Trump mengumumkan pada Desember 2017 bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pemerintah Palestina dan Presiden Mahmoud Abbas pun segera menunda segala bentuk hubungan dengan AS dan menyebutkan pemerintahan Trump tidak lagi bisa memegang peran mediasi dalam proses perdamaian di Timur Tengah.
"Setelah Yerusalem dan UNRWA, ini adalah bentuk penegasan lain yang mengabaikan solusi dua-negara dan sepenuhnya merangkul agenda anti-perdamaian Netanyahu,” ungkap Husam Zomlot, Kepala Delegasi Umum Palestina untuk Amerika Serikat seperti dikutip dari AFP. "
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) angkat suara dalam sebuah pernyataan. "Pemerintah AS menunjukan tindakan ancaman murahan sebagai alat politik. Rakyat dan pemimpin Palestina tidak akan terintimidasi dan tidak akan menyerah pada pemaksaan. Jak-hak rakyat Palestina tidak untuk diperjualbelikan, " ungkap Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi.
Keputusan untuk memotong dana bantuan ke Palestina datang di saat krisis kemanusian terjadi di Gaza, yang mengalami peningkatan angka kekerasaan setelah Palestina melakukan protes sejak Maret lalu. Sedikitnya 171 warga Palestina tewas selama demonstrasi di dekat perbatasan dengan Israel.
ts/ap (AFP, AP)