Dua Buronan Teror JI Ditahan
15 April 2008Abu Husna dan Agus Purwantoro ditangkap polisi Malaysia dalam sebuah operasi untuk menjaring pendatang illegal di negara itu akhir Januari lalu. Keduanya yang diketahui menggunakan identitas palsu kemudian di ekstradisi ke Indonesia atas permintan polisi Indonesia. Juru Bicara Mabes Polri Anton Bahrul Alam mengatakan, identitas pelaku teror Poso itu diketahui setelah foto keduanya dikirim Polisi Malaysia ke Mabes Polri.
“Mereka (polisi Malaysia) menginformasikan kepada kita. Kita minta foto-foto mereka dan diketahui dua orang ini yang dicari oleh kita. Nah tanggal 28 Maret lalu, mereka (Malaysia) mengekstradisi keduanya ke Indonesia. Kemudian sampai bandara Soekarno Hatta langsung ditangkap Polri.”
Informasi yang dikumpulkan polisi menyebutkan, meski tertangkap di Malaysia, tujuan mereka sebetulnya adalah ke Suriah, untuk menjalin kontak dengan kelompok kelompok militan di sana. Inilah yang menguatkan dugaan bahwa keduanya memegang posisi penting di tubuh JI. Sejumlah laporan menyebutkan, Agus Purwantoro adalah pengganti Hasanudin sebagai wakalah JI di Poso. Ia yang diketahui sebagai dokter juga disebut-sebut kerap mengobati buron Nordin Top yang dikabarkan beberapa kali jatuh sakit.
Sementara, Abu Huzna, yang merupakan alumni Pesantren Ngruki itu, disebut-sebut sebagai pemimpin JI yang baru, setelah pemimpin Zarkasih dan komandan laskar Abu Dujana tertangkap. Meski demikian, polisi belum bersedia mengungkapkan, peran keduanya di tubuh organisasi teror itu. Juru Bicara Mabes Polri, Anton Bahrul Alam, hanya menyebut sejumlah dosa dan kejahatan keduanya di Poso.
“Abu Husna diduga keterlibatannya dalam rapat-rapat di Jawa Tengah, tentang aksi teror di Poso selama ini. Yang kedua, Agus Purwantoro, perampokan toko emas, dijalan Monginsidi Palu, Februari 2006, yang membuat pemilik toko tewas dan tiga kg emas dirampok. Dia juga terlibat kasus mutilasi tiga siswi SMU November 2005. Kemudian dr. Agus ini juga terlibat bom Tentena Mei 2005.”
Jamaah Islamiyah didirikan pada akhir tahun 1980-an oleh sekelompok ekstrimis Islam yang tinggal di pengasingan yang ingin mendirikan negara Islam di Indonesia dan Asia Tenggara. Selain dianggap bertanggung jawab atas pemboman Bali tahun 2002, JI juga dituduh melancarkan serangkaian teror lain di Indonesia, termasuk serangan bom di Kedutaan Besar Australia tahun 2004 dan hotel JW Marriot. Setelah diburu, pasca Bom Bali pertama, lebih dari 300 anggota JI kini telah tertangkap dan diadili. (gg)