Dua Warga Jerman Dibunuh di Yaman
16 Juni 2009Tiga korban tewas dan enam hilang, tidak diketahui jejaknya setelah diculik lima hari yang lalu di Yaman Utara. Hari Selasa (16/06) sejumlah helikopter dan tentara menyisir wilayah di dekat ibukota provinsi Saada, di mana penggembala kambing hari Senin (15/06) menemukan tiga jenazah perempuan, yaitu seorang guru dari Korea Selatan dan dua warga Jerman.
Jenazah mereka sudah dibawa ke Sanaa, ibukota Yaman dan diperiksa oleh tim medis. Kini dilakukan persiapan untuk menerbangkannya ke tanah air masing-masing. Proses identifikasi tampaknya sudah dirampungkan. Kanselir Jerman Angela Merkel mengutarakan:
„Kami sangat menyesal untuk mengasumsi bahwa dua dari ketiga korban tewas itu adalah warga Jerman yang magang. Tim darurat kementrian luar negeri tentunya berupaya menemukan sandera lainnya."
18.000 Euro bagi informasi tentang sandera
Pemerintah Yaman juga ingin mengungkapkan keberadaan sandera secara keseluruhan. Kantor berita Saba melaporkan, gubernur provinsi Yaman Utara menyediakan uang hadiah sebesar sekitar 18.000 Euro bagi informasi mengenai penyandera dan keberadaannya.
Kementrian Dalam Negeri di Sanaa juga menegaskan bahwa segala upaya dikerahkan untuk menemukan warga asing yang hilang itu. Sementara itu, tim penyidik Jerman tiba di Yaman Selasa sore (16/06). Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengutarakan kekhawatirannya atas nasib keluarga Jerman yang terdiri dari lima orang itu:
„Saya pagi tadi berbicara dengan Menteri Luar Negeri Yaman melalui telepon. Ia berjanji, pemerintahannya akan berupaya sebaik mungkin untuk mencari warga Jerman yang masih hilang. Saya menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah Jerman adalah kehidupan dan keselamatan warganya."
Al Qaida, penjahat atau penyelundup diduga sebagai penyandera
Hingga kini masih belum jelas, kelompok mana yang menculik dan membunuh ketiga perempuan itu. Brutalitas yang ditunjukkan mengacu pada ulah penjahat atau ektremis. Para pakar memperkirakan, Al Qaida berada di belakang peristiwa itu. Pers Yaman juga menulis, pelakunya kemungkinan para penyelundup.
Berita tentang pembunuhan ketiga korban yang sebelumnya membantu di rumah sakit Saada, telah membuat syok para karyawan. Demikian diungkapkan pemimpin organisasi bantuan Belanda yang mempekerjakan kedua korban yang berusia 20-an tahun itu. Mereka berasal dari negara bagian Niedersachsen dan direncanakan magang di rumah sakit itu selama tiga bulan.
Sejak tahun 2004 pertempuran berdarah berkecamuk di wilayah Saada antara pemberontak Syiah dan pemerintah. Pelayanan medis yang buruk dan tingginya jumlah warga sipil yang cedera mendorong relawan dari berbagai pelosok dunia untuk membantu rumah sakit tersebut sejak tiga puluh tahun lalu.
Esther Saoub/Christa Saloh
Editor: Marjory Linardy