Edisi Baru "Mein Kampf": Koreksi Kesalahan di Masa Lalu
70 tahun setelah kematian Hitler "Mein Kampf" bisa dibeli lagi di Jerman. Siapa akan baca? Berbahayakah di masa penerimaan pengungsi dan Pegida? Ini jawaban direktur Institut für Zeitgeschichte, badan yang menerbitkan.
Edisi Baru, Makna Baru
Pada dasarnya isi edisi baru tetap tulisan Adolf Hitler, diktatur Jerman di masa Perang Dunia II. Tetapi edisi ini tebalnya 2.000 halaman. Sedangkan edisi asli hanya 780 halaman. Bedanya, edisi baru dilengkapi sejumlah besar komentar. Sehingga pembaca jaman sekarang lebih bisa mengerti latar belakang tulisan, dan tidak memahaminya sebagai seruan mengagungkan Hitler.
Terutama untuk Ilmu Pengetahuan
Edisi baru ini terutama ditujukan bagi ilmu pengetahuan. "Buku itu jelas sumber sejarah penting tentang Hitler sendiri. Itu tidak bisa disangkal. Untuk biografi, pemikirannya, juga tentang sejarah Nationalsozialismus (NAZI) secara umum." Demikian Profesor Andreas Wirsching, direktur Institut für Zeitgeschichte (Institut Sejarah Jaman). Edisi baru ini juga dilengkapi teks tambahan yang terkait.
Edisi Baru Ungkap Kebohongan Hitler
Fungsi utama komentar dalam teks adalah menyela celotehan Hitler, yang dalam buku jadi narator utama. Tepatnya: ungkap kebohongannya. Juga menghentikan upaya Hitler memanas-manasi pembaca, dan meluruskan fakta yang diselewengkan. Fungsi lain edisi baru: menunjukkan bahwa kekejaman yang sudah disinggung Hitler di bukunya, diwujudkan jadi realita mengerikan setelah 1933. Foto: korban NAZI di Dachau.
Mitos Salah tentang Buku Hitler
Walaupun di Jerman orang banyak bicara tentang "Mein Kampf", tidak banyak yang mengenal isinya. Tulisan Hitler yang dipenuhi otobiografi sejauh ini tidak dilengkapi analisa proses awal juga strukturnya. Orang kerap berpikir bukunya adalah "bestseller" yang tak dikenal. Mitos ini berusaha dihilangkan dengan penerbitan edisi baru yang lebih informatif. Foto: korban NAZI dan Hitler di Auschwitz.
Tidak Akan Disalahgunakan Pegida?
Kami juga pikirkan hal itu, kata Wirsching. Tapi edisi ini tidak bisa digunakan kaum ekstrem kanan atau Neonazi. Karena dilengkapi komentar. Kalau orang membacanya, secara visualpun orang terpaksa melihat komentar. Jika kaum ekstrem kanan membaca teks Hitler, mereka tidak akan memperoleh keuntungan dari edisi ini, tandasnya. Foto: Pentolan Pegida, Lutz Bachmann berpose sebagai Hitler.