Bagaimana Ekonomi Sirkular Bisa Selamatkan Bumi?
15 Maret 2024Apa itu ekonomi sirkular?
Saat ini, perekonomian dunia didominasi sistem linear. Artinya, bahan baku diproses menjadi produk untuk lalu dibuang setelah habis masa guna. Prosesnya kemudian berulang kembali dengan sumber daya baru. Sistem ini tidak hanya boros secara ekonomi, tetapi juga bersifat merusak lingkungan karena menyedot energi dan menciptakan limbah.
Ekonomi sirkular sebaliknya memaksa penggunaan maksimal sumber daya. Produk didesain dan diproduksi agar tahan lama dan mudah direparasi. Jika sudah saatnya dibuang, setiap produk harus bisa didaur ulang sebanyak mungkin untuk mengambil kembali bahan baku yang sudah terpakai dan dijadikan produk baru.
Dalam prosesnya, sistem sirkular memangkas jumlah limbah dan emisi. Dari pecahan botol kaca, misalnya, bisa dibuat botol baru yang menghemat ongkos bahan baku dan energi. Prinsip ini menyaratkan bahwa bahan baku bertahan selama mungkin di dalam perputaran produksi.
Kenapa ekonomi daur ulang?
Ekonomi sirkular sejatinya dipraktikkan di dunia selama ribuan tahun, sampai sekitar 150 tahun lalu, ketika industrialisasi mendorong konsumerisme dan komersialisasi.
Saat ini, sistem perekonomian ramah lingkungan ini kembali hidup dalam skala kecil di sejumlah negara, seperti misalnya pertanian yang lebih banyak mengolah limbah ternak untuk pupuk alami, atau memanfaatkan limbah organik untuk memproduksi biogas.
Dunia aristektur juga kini dituntut untuk lebih banyak menggunakan bahan baku terbarukan yang didapat secara lokal. Bangunan kembali mengandalkan kayu, tidak lagi ditopang semen dan beton yang beremisi tinggi. Pun gedung tua sebisa mungkin direnovasi tanpa dirobohkan. Selain itu, sampah bangunan seyogyanya kembali digunakan untuk menghindari limbah.
Ada banyak material yang bisa didaur ulang nyaris tanpa mengalami penurunan kualitas. Kaca, logam, atau kertas, misalnya, bisa digunakan ulang sebanyak sepuluh hingga 25 kali. Plastik sebaliknya bukan bahan daur ulang yang baik, karena acap tercampur dengan material lain dan mengandung bahan kimia berbahaya.
Daur ulang nyatanya bisa menghemat energi, terutama pada industri logam. Pada alumunium, penghematan energi bisa mencapai 95 persen.
Apa dampak ekonomi sirkular bagi konsumen?
Agar ekonomi sirkular berfungsi maksimal, konsumen dan politik harus ikut dilibatkan. Jika penduduk membantu memilah sampah, tidak lagi diperlukan mesin pemilahan yang mahal dan acap kurang efisien. Konsumen juga bisa memilih produk yang lebih tahan lama di supermarket, atau produk dengan kemasan yang mudah didaur ulang.
Sebuah jaket dari bahan wol atau katun bisa berharga lebih mahal ketimbang dari bahan sintetik. Tapi daya tahannya jauh lebih tinggi ketimbang serat plastik yang tidak terurai secara alami. Karena salah satu elemen ekonomi ramah lingkungan adalah minimnya penggunaan bahan kimia beracun karena bisa mencemari proses daur ulang.
Telepon seluler, misalnya, harus didesain agar memudahkan penggantian baterai atau komponen lain. Jika desain produk ikut mempertimbangkan kemudahan daur ulang, maka elemen logam seperti emas, misalnya, bisa lebih mudah dikumpulkan untuk digunakan lagi.
Untuk itu, pemerintah bisa menciptakan kerangka hukum bagi ekonomi sirkular. Saat ini ada banyak negara yang memberikan insentif bagi perusahaan yang sudah mengaplikasikan desain ramah daur ulang dan minim limbah.
Lembaga penelitian World Research Institute memperkirakan, hingga tahun 2030 ekonomi sirkular akan membantu menciptakan enam juta lapangan kerja baru.
rzn/hp
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!