Empat Pemimpin Negara Eropa Bertemu Bicarakan Krisis Moneter
4 Oktober 2008Setelah dua pekan tarik ulur, Jumat kemarin (03/10) parlemen Amerika Serikat menyepakati rancangan paket penyelamatan perbankan senilai 700 miliar Dolar. Menanggapinya, kini Presiden Prancis Nicolas Sarkozy ingin memberikan isyarat kepada pasar keuangan. Bersama negara besar Eropa lainnya seperti Jerman, Inggris dan Italia, Sarkozy ingin mendemonstrasikan manajemen krisis bersama.
Perdana Menteri Prancis Francois Fillon menjelaskan, "Menghadapi krisis yang juga menimpa kita, Presiden dan saya menggunakan tanggung jawab kami. Kami telah memutuskan tanpa ragu dan tidak ditunda-tunda. Prioritas kami adalah menciptakan kepercayaan.“
Pemerintah Prancis menetapkan program senilai 20 miliar Euro guna menstabilkan perbankan dan industri menengah di negaranya. Tapi Uni Eropa menolak gagasan dana bersama untuk penyelamatan perbankan. Terutama Jerman memprotes keras ketika dilontarkan pemikiran untuk menyiapkan paket penyelamatan senilai 300 milar Euro. Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan dia tidak akan membuka blanko cek untuk perbankan yang dapat bertindak ceroboh.
Lalu, apa tujuan konkret pertemuan negara besar Uni Eropa di Paris kali ini? Disebutkan, agar tercipta koordinasi yang lebih baik antar negara Uni Eropa pada saat krisis pasar moneter dan menyusun peraturan lebih ketat dalam pengawasan perbankan.
Perdana Menteri negara bagian Jerman Nordrhein Westfalen Jürgen Rüttgers sebelum pertemuan, dengan optimis menjelaskan di Paris, "Saya sangat yakin, akan tercapai kesepakatan di Uni Eropa. Kami, misalnya, sangat memerlukan pembicaraan baru mengenai aturan main pasar keuangan. Tidak ada gunanya jika pasar keuangan internasional bertindak global dan mengambil posisi, sementara kita berusaha membentuk pengawasan terhadap perbankan nasional. Sejauh ini pertemuan para pemimpin negara memiliki arti besar.“
Hingga kini, setiap negara bertindak sendiri-sendiri dalam menangani krisis moneter. Pemerintah Jerman berpendapat, sebaiknya hal itu tetap dilakukan. Irlandia, misalnya, memutuskan untuk menjamin secara tidak terbatas semua bank Irlandia. Inggris telah menasionalisasikan sejumlah lembaga keuangan.
Pemerintah di Berlin akan melakukan tindakan kasus per kasus, seperti rencana penyelamatan Hypo Real Estate Bank. Rencananya, bank-bank swasta Jerman akan lebih dilibatkan. Gubernur Bank Sentral Eropa Jean-Claude Trichet menyerukan Uni Eropa untuk bekerja sama lebih erat, menimbang terjadinya krisis moneter internasional. Namun, ditambahkan Trichet, Eropa masih harus melewati jalan yang panjang.
Lebih lanjut Trichet mengatakan, "Ini proses yang masih panjang. Ini menyangkut koreksi penting, karena terdapat ketidakseimbangan besar di pasar. Kita telah meremehkan risiko. Sekarang kita harus memperbaikinya, tapi hal ini memerlukan kewaspadaan tertinggi dari semua pihak yang bertanggung jawab.“
Menjelang pertemuan di Paris hari Sabtu (04/10) sore ini waktu setempat, Presiden Nicolas Sarkozy akan bertemu dengan Direktur Dana Moneter Internasional IMF, Dominique Strauss-Kahn.(ls)