Erdogan Terpilih Jadi Presiden
11 Agustus 2014Dalam pidato kemenangan di depan para pendukungnya di Ankara Minggu sore, Erdogan menyatakan, "era baru" sudah dimulai di Turki. Ini adalah untuk pertama kalinya Turki memilih presiden secara langsung. Sebelumnya, presiden dipilih oleh parlemen.
Erdogan, yang akan diambil sumpahnya 28 Agustus mendatang, mendorong rakyat untuk melupakan perbedaan dari segi etnis maupun religius. Erdogan terdengar lebih bersifat terbuka untuk rekonsiliasi, dibanding dengan sikap yang ditunjukkan sebelumnya. Ia kini berusaha merangkul seluruh rakyat dan menghindari polarisasi.
Komisi pemilu diduga masih akan mengumumkan hasil akhir pengumpulan suara pemilu presiden. Tetapi penghitungan awal sudah menunjukkan keunggulan Erdogan, yaitu sekitar 52%. Dua calon lainnya jelas kalah.
Menurut konstitusi, Erdogan harus mengundurkan diri dari posisi pimpinan partai keadilan dan pembangunan, AKP, setelah ia secara formal dinyatakan menang pemilu. Diperkirakan AKP akan segera berunding untuk memilih pemimpin partai yang baru, juga perdana menteri, sampai diadakannya pemilih parlemen tahun depan.
Erdogan tidak terkena dampak negatif
Lawan Erdogan menyatakan kekhawatiran, bahwa kekuatan tambahan bagi Erdogan akan mengakibatkan otoritarisme dan represi bagi lawan politiknya. Tahun lalu Erdogan tampak tidak terkena dampak negatif dari sejumlah peristiwa penting, termasuk aksi protes di lapangan Gezi terhadap pemerintahannya, tuduhan korupsi dan perang yang berlangsung di dua negara tetangga Turki, yaitu Irak dan Suriah.
Kampanyenya terutama menonjolkan kemajuan ekonomi Turki, yang telah tercapai selama 11 tahun Erdogan jadi perdana menteri. Tetapi pakar ekonomi menyatakan, sejumlah sektor ekonomi menghadapi risiko besar, dan AKP serta presiden baru harus bekerja keras untuk menetapkan stabilitas.
ml/ap (dpa, afp, ap, rtr)