Eropa dan Australia Siap Gempur ISIS
9 September 2015"Inggris dipastikan akan melancarkan lagi serangan serupa itu," ujar menteri pertahanan Michael Fallon tanggapi kontroversi serangan drone angkatan udara Inggris RAF yang menewaskan dua anggota ISIS asal negara itu dan seorang "jihadis" lainnya di Suriah. Serangan drone yang dilancarkan 21 Agustus silam baru terungkap, saat PM David Cameron membeberkannya dalam pidato di parlemen Senin (7/9). Ini aksi militer dengan drone perdana yang dilancarkan Inggris untuk membunuh jihadis di Suriah.
Legalitas aksi pembunuhan terarah semacam dipertanyakan oleh pihak oposisi di parlemen London. Namun koran-koran Inggris justru menyambut baik dan memuji tindakan tegas PM Cameron itu. Dua jihadis asal Inggris yang tewas diketahu bernama Reyaad Khan (21) dan Ruhul Amin (26) yang bergabung dengan ISIS di Suriah beberapa tahun silam.
Perancis menyusul langkah Inggris dengan mengirimkan dua pesawat jet pengintai ke kawasan yang dikuasai ISIS di Suriah. Presiden Francois Hollande mengatakan di Paris, pihaknya memerintahkan penerbangan mata-mata, untuk persiapan serangan udara terhadap target ISIS. Perancis tahun ini berkali-kali menjadi target serangan pembunuhan oleh "jihadis" yang berafiliasi dengan Islamic State.
Inggris maupun Perancis memutuskan aksi militer, juga terkait tekanan arus pengungsi Suriah ke Eropa yang melarikan dari dari konflik bersenjata di negaranya.
Juga Australia menyatakan siap memerluas misi militernya di Irak ke Suriah untuk menggempur posisi ISIS. Saat ini Australia mengerahkan enam jet tempurnya sebagai kontribusi msisi militer di Irak. PM Tony Abbot mengumumkan, pemerintahnya bisa kirimkan dua jet tempur tambahan untuk perluasan misi ke Suriah. Selain itu, Abbot mengatakan Australia juga meningkatkan kepedulian humaniternya, dengan menambah kuota penerimaan pengungsi Suriah dari 13.750 saat ini menjadi 25.000 pengungsi.
as/yf(rtr,afp,dpa, twitter)